Judul : Good Omens (Pertanda-pertanda Baik)
Penulis : Neil
Gaiman & Terry Pratchett
Penerjemah :
Lulu Wijaya
Jumlah Halaman
: 520 hlm.
Genre :
Satirical Comedy, Black Comedy, Fantasy
Penerbit :
Gramedia
Cover Designer
: Satya Utama Jadi
Tahun : 2010
Harga : 30.000 (beli di fb: Dojo Comic)
ISBN :
978-979-22-5622-2
Rating di
Goodreads : 4.26 stars of 219,274 reviews
First Sentence : Hari yang indah.
Final Sentence
: Bersandar penuh harap ke arah Tadfield........ selamanya.
Menurut
buku ramalan yang ditulis Agnes Nutter si Penyihir (satu-satunya buku berisi
ramalan yang sangat akurat, ditulis tahun 1655, sebelum penulisnya meledak),
dunia akan kiamat pada hari sabtu. Sabtu minggu depan, tepatnya. Persis sebelum
saat makan malam. Maka balatentara Baik dan Jahat pun berkumpul. Atlantis
muncul ke permukaan, katak-katak berjatuhan dari langit, orang-orang menjadi
mudah marah. Kelihatannya segala sesuatu yang terjadi sesuai Yang Sudah
Direncanakan. Tetapi ada malaikat rewel dan setan yang gemar hidup nyaman—dua-duanya
sudah hidup di tengah manusia sejak Permulaan dan lama-kelamaan lumayan
menyukai gaya hidup begini—yang tidak senang membayangkan Armageddon akan
segera tiba. Selain itu, sepertinya si anak Antikristus dikirim ke tempat yang
salah ....
***
Jika
membaca blurb di atas, cerita ini memang tampak konyol dan ngawur. Jujur, saya
banyak sekali tertawa membaca novel ini, terutama saat mendapati kedua tokoh
utama novel ini adalah Aziraphale—sang malaikat yang saya rasa terkesan agak
lemot dan kurang update terhadap
perkembangan dunia—dan sang iblis, Crowley, yang parlente, terkesan lebih
pintar dari si malaikat, sekaligus usil. Ya, seperti yang tergambar di blurb di
atas, Aziraphale dan Crowley sudah amat lama berada di atas dunia, menyamar
sebagai manusia, dan akhirnya kerasan dengan pola hidup bumi. Bahkan saking
betahnya, mereka merencanakan untuk menggagalkan Armageddon yang akan segera
datang sehubungan dengan munculnya si anak Antikristus. Sebagai
seorang-yang-bukan-apa-apa di neraka, Crowley ditugaskan kedua Duke Neraka,
Hastur dan Ligur, untuk menukar sang bayi Antikristus dengan anak seorang Atase
Budaya Amerika. Sayangnya, bayi tersebut justru tertukar dengan bayi satunya
yang juga tengah dilahirkan di rumah sakit gereja Ordo Celoteh Santa Beryl.
Selain
tingkah laku konyol si malaikat dan iblis yang kali ini menjalin persahabatan
baik, saya juga amat menyukai part si
anak Antikristus bersama teman-temannya yang disebut geng Mereka. Nama geng
yang aneh memang, dan itulah yang menjadi titik jenaka novel ini. Selain
Mereka, ada juga anjing titisan neraka yang ditugaskan untuk menemani si anak
Antikristus, dan nama anjing tersebut pun tak kalah unik. Anjing. Ya, nama
anjing titisan itu adalah Anjing. Ngomong-ngomong mengenai geng Mereka, yang
membuat saya amat memfavoritkan tiap bab yang memuat interaksi antar anak
Antikristus dan kawan-kawan adalah kepolosan sekaligus ke-sokdewasaan mereka
sebagai anak-anak. Pokoknya, jenuh seketika langsung hilang kalau adegan si
geng Mereka ini tiba.
Selain
geng Mereka, ada satu geng lagi yang membuat saya terbahak-bahak. Menjelang
akhir jaman, Agnes Nutter, si penyihir yang ramalannya selalu tepat sudah
meramalkan bahwa akan ada empat Para Pengendara Kuda Hari Kiamat yang akan
datang yaitu Kematian, Perang, Kelaparan, dan Polusi. Anehnya, geng yang
disebut-sebut sebagai Horsemen ini justru datang dengan mengendarai sepeda
motor gede (gubrak!). Dan parahnya, ada sebuah geng motor yang amat
terinspirasi dengan Para Pengendara Kuda Hari Kiamat sehingga mereka memutuskan
untuk menjadi Para Pengendara Kuda Hari Kiamat dengan nama-nama yang luar biasa
kocak. Penyerangan Jasmani yang Parah, Kekejaman terhadap Binatang, Orang-Orang
Super Cool, dan Menginjak Tahi Anjing (yang sebelumnya adalah Semua Orang Luar
Negeri Terutama Orang Perancis, sebelumnya lagi adalah Benda-Benda yang Tidak
Bekerja dengan Baik Meski Sudah Dipukuli, sempat mengajukan nama sebagai Bir
Tanpa Alkohol, dan pernah menyandang nama Masalah-Masalah Pribadi yang
Memalukan dalam waktu singkat).
Berbagai
hal konyol dan nyentrik pun mewarnai novel ini seperti misalnya Crowley yang
masuk ke dalam telepon saat dikejar si Duke Neraka dan akhirnya si Duke Neraka
tersebut terperangkap dalam jaringan telepon (belakangan berhasil ke luar saat
ada nomor telepon yang mau menghubungi Crowley). Kurang ajaib apa coba! Belum
lagi kemunculan alien, orang-orang Tibet yang muncul dari dalam tanah, dan
hujan ikan yang ditanggapi penduduk dengan tidak terlalu terkaget-kaget.
Kalau
ditilik sekilas, cerita ini memang tampak membuat lelucon terhadap unsur-unsur
keagamaan (apalagi salah satu tokoh disini juga disebut Metatron alias suara
Tuhan). Namun, percayalah, jika dipahami secara komprehensif, novel ini justru
menyimpan amanat yang amat bagus, sedikit menyinggung (that’s why I tag this as satirical comedy), dan tentu saja fantasi.
Kalau novel ini dianggap sebagai pembangkangan terhadap nilai-nilai keagamaan
dan sebut saja sekontroversi The Da Vinci Code, tidak mungkin Vatikan sampai
punya satu eksemplar novel ini di perpustakaan pribadinya.
Hanya
saja, saya rasa butuh perjuangan berat untuk menuntaskan novel ini karena
selain halamannya yang lumayan tebal, tokohnya yang luar biasa banyak, hal yang
membuat novel ini butuh konsentrasi ekstra untuk melahapnya adalah karena alurnya
yang random. Benar-benar random.
Oh ya,
novel ini bertaburan catatan kaki yang tidak seperti lazimnya berisi informasi
mengenai istilah-istilah asing, catatan kaki di novel ini justru berfungsi
sebagai penambah kekonyolan (nggak tahu apa istilahnya).
Yang
jelas, kalau ingin menikmati pengalaman membaca sebuah buku yang berbeda, Good
Omens adalah bacaan yang sangat direkomendasikan.
Rating
Cerita : 6,5 of 7.
Terjemahan : 7 of 7
Cover Terjemahan : 6,5 of 7
Cover Asli : 6,5 of 7
Waah udah dari dulu pengen baca buku ini ._.
BalasHapusBuku ini rekomended gak ya ?
BalasHapusWatch movie HD
nice jadi mau beli
BalasHapusdaging bacon