Penulis : Nicholas Sparks
Penerjemah : Marina Suksmono
Jumlah Halaman
: 448 hlm.
Genre : Adult Romance
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cover Designer
: Marcel A.W.
Tahun : 2003
Harga : 25.000
(fb: Sarang Buku)
ISBN : 979-22-0431-8
Rating di
Goodreads : 4.00 stars of 92,166 reviews
First Sentence : Kapan cerita sesungguhnya dimulai?
Final Sentence
: Miles dan Jonah sedang menunggunya
di dalam.
Jika kegagalan seorang penegak hukum dinilai
dari ketidakmampuannya menyelesaikan sebuah kasus kriminalitas, maka Miles Ryan
harus menanggung rasa bersalah dua kali lipat. Pertama, sebagai seorang sherif,
dia gagal mengusut sebuah kasus tabrak lari sampai dua tahun lamanya, dan
kedua, sebagai seorang suami, ia gagal menemukan pelaku kriminal yang telah
menewaskan isterinya—korban dari kasus tabrak lari tersebut. Sebuah kewajaran
jika Ryan selalu uring-uringan sepanjang tahun. Luka batin akibat ditinggal
isteri tercinta, Missy Ryan, sekaligus karena kegagalannya meringkus pembunuh
isterinya turut membawa dampak psikologis pada sang anak, Jonah. Di saat Ryan
mulai bisa melanjutkan kehidupannya tanpa bayang-bayang duka mendalam, ia
kembali dihadapkan pada persoalan yang menimpa puteranya. Tidak pelik, tetapi
cukup membuat Ryan terusik.
Jonah
mengalami kesulitan dalam menghadapi pelajarannya. Untuk membicarakan hal
tersebut, Ryan diundang oleh Sarah Andrews—guru kelas Jonah—untuk mencari
solusi atas masalah anaknya. Pelajaran tambahan diputuskan sebagai solusi
terbaik, dan yang paling berkewajiban untuk melakukan itu tentu saja ayah Jonah
sendiri, Ryan. Namun sebagai seorang sherif, Ryan sering sekali punya kerjaan
mendadak dan itu artinya memberikan pelajaran tambahan untuk Jonah sepulang
sekolah sama mustahilnya dengan memasukkan benang ke lubang jarum dalam keadaan
gelap gulita. Menyadari realita tersebut, Sarah menawarkan diri untuk membantu
Ryan dalam memberikan Jonah pelajaran tambahan di kelas dengan satu
persyaratan. Sarah meminta kipas angin.
Berawal
dari hubungan antara guru dan orang tua murid, Ryan dan Sarah mulai merajut
rasa ketertarikan satu sama lain. Mereka yang sama-sama baru ditinggal pasangan
masing-masing (Sarah baru saja bercerai karena suaminya tak bisa menerima keadaan
Sarah yang imfertil) akhirnya terikat sebagai seorang sepasang kekasih yang
harmonis. Hubungan tersebut berjalan mulus. Tanpa ada intrik khas pacaran
remaja belia.
Suatu
saat, ketika Ryan tengah menjalankan tugasnya sebagai seorang sherif dan
meringkus seorang tahanan-dalam-masa-pengawasan yang melanggar aturan, Ryan
mendapat fakta baru tentang kasus isterinya yang sudah beberapa saat ini ia
nyatakan case-closed. Ryan yang berang langsung membekuk orang yang dimaksud,
yang sekian lama ini juga ia curigai karena orang tersebut, Otis, memang
bermasalah dan bisa saja disebut musuh Ryan. Tetapi ada satu orang yang gerah
dengan penangkapan tersebut. Orang yang merupakan pengemudi dari mobil yang
menabrak Missy malam itu. Orang yang selama dua tahun terakhir selalu
menanggung rasa bersalah dan takut karena lari dari tanggung jawab. Orang yang
dua tahun terakhir terus mengawasi Ryan dan Jonah. Orang yang dua tahun
belakangan selalu meletakkan rangkaian bunga di makam Missy. Orang yang
akhirnya menjadi noda dalam ikatan tulus Ryan dan Sarah.
Ryan
tahu apa yang harus ia lakukan setelah pembunuh Missy yang sebenarnya justru
menyerahkan diri dengan rasa menyesal ke hadapannya. Ryan bisa memilih tanpa
ragu apakah ia harus mempertahankan rasa cintanya pada Sarah dengan memaafkan
‘pembunuh’ isterinya, atau mengikuti kemauan nafsu amarah yang dua tahun
belakangan selalu menderanya.
Di
tangan Ryan, sebuah senapan akan segera terkokang.
***
Pertama-tama,
saya ingin mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena novel yang sulit
banget dicari ini akhirnya saya dapatkan juga. Saya memang bertekad, jika ada
novel Nicholas Sparks tersedia dalam Bahasa Indonesia, saya akan
memprioritaskan untuk mendapatkan novel tersebut terlebih dahulu dibanding
mencari versi aslinya. Dan sampai saat ini, hanya The Rescue yang belum saya
dapatkan karena novel itupun terbilang langka. Kalaupun ada yang jual, paling
juga sudah dalam kondisi bekas.
Ok,
langsung ke cerita saja!
Novel
ini dibagi dalam dua sudut pandang penceritaan. Tulisan yang diketik dengan italic
merupakan curhatan ‘seseorang’ yang bersudut pandang orang pertama tunggal.
Dan tulisan yang diketik dengan mode normal, yang sekaligus mendominasi,
bersudut pandang orang ketiga serba tahu. Di awal-awal, saya sempat tidak ngeh
kalau ternyata bab yang diketik dengan italic merupakan bab yang
menceritakan tentang penyesalan ‘seseorang’ yang telah menyebabkan Missy
meninggal dalam kecelakaan. Saya baru sadar akan hal ini ketika lagi-lagi saya
menemui bab dengan tulisan italic ini dan ia mulai sering menyinggung-nyinggung
tentang kematian isteri Ryan. Dan sejak saat itu, dimulai lah aksi
tebak-menebak tentang siapa sebenarnya pelaku kasus tabrak lari tersebut.
Ya,
lagi-lagi, Om Nico menghadirkan kisah romansa yang tidak hanya dibumbui adegan
romantis tetapi juga suspense meskipun kali ini atmosfer suspense tersebut
tidak terlalu terasa seperti halnya The Guardian atau Safe Haven.
Pun, tidak ada tindakan kriminalitas yang terlalu mencolok sehingga novel ini
tidak cukup menyandang genre romance semata. Mengingat A Bend in the
Road termasuk dari beberapa novel awal Om Nico, saya rasa itu strategi yang
bagus untuk tidak terlalu melenceng jauh dari genre yang membesarkan namanya
lewat The Notebook, dan semakin mengeksiskan diri sebagai penulis romance
nomor 1. Saya rasa, A Bend in the Road adalah eksperimen awal Om Nico
untuk mengetahui seberapa antusias penggemarnya jika ia sedikit memasukkan
unsur lain selain romance di dalam novelnya. And it work amazingly.
Menyikapi
isi cerita sendiri, saya sih sudah hafal dengan formula Om Nico yang
mempertemukan dua orang manusia dewasa—termasuk duda atau janda—dan melibatkan
keduanya dalam jalinan kisah cinta yang manis, tidak berlebihan, dan tentu saja
mature. Om Nico teramat fasih dalam mendongeng jika tokoh-tokohnya
merupakan pasangan dewasa, apalagi jika salah satunya sudah mempunyai putra
atau putri karena cerita akan semakin menarik jika dibumbui dengan celoteh si
anak. Sayangnya, kali ini karakter Jonah tidak banyak memberikan kejutan. Tidak
terlalu istimewa juga seperti Kevin di Message in a Bottle.
Original Version |
Yang
menjadi highlight novel ini tentu saja kemisteriusan si penabrak Missy
yang dari penjabaran di bab-bab bercetak miring, merasa amat menyesali
perbuatannya. Namun, ia belum memiliki kemampuan untuk mengaku pada Ryan
apalagi ketika Ryan sudah mulai bisa merelakan kepergian isterinya di saat
hatinya terisi oleh Sarah. Dan endingnya, benar-benar juara. Saya tidak
menyangka bahwa Ryan akan bertindak demikian gentleman. Dan sedikit
spoiler, novel ini happy ending. Yay! Untuk kali ini, saya benar-benar
tidak ikhlas kalau hubungan Ryan dan Sarah harus berakhir tragis seperti di
novel-novel Om Nico lainnya.
Oh
ya, saya suka sekali terjemahan judul edisi Indonesianya. Pertemuan nasib.
Sekilas judul ini memang tidak terasa istimewa karena yang namanya jatuh cinta,
pasti ada campur tangan nasib di dalamnya. Namun, khusus cerita kali ini,
‘pertemuan nasib’ benar-benar menjadi kunci utama dari teka-teki yang
menyelimuti isi novel. Dan... akhirnya saya paham kenapa novel ini berjudul A
Bend in the Road. Saya kira ini idiom, namun ternyata kalimat tersebut
memang diartikan secara harfiah.
Talk
about cover, i love the Indonesian version one!
Rating
Cerita : 6,5 of 7.
Terjemahan : 6,5 of
7
Cover Terjemahan :
6,8 of 7
Cover Asli : 6 of 7
buku yang memperkenalkan saya dengan Om Nico.. dan selanjutnya tak pernah melewatkan buku dan filmnya
BalasHapusbagus bagus sekali reviewnya
BalasHapusdaging bacon