Penulis :
Veronica Roth
Penerjemah : Nur
Aini
Jumlah Halaman
: 551 hlm.
Genre : Young
Adult Fantasy, Dystopian Fiction
Penerbit :
Mizan Fantasi
Cover Designer : Joel Tippie
Tahun : 2014
Harga : 44.250
(beli di fb: Naufal Jasa Kurir)
ISBN :
978-979-433-737-0
Rating di
Goodreads : 4.2 stars of 581,696 reviews
First Sentence : Aku terbangun sambil menyebut
namanya.
Final Sentence
: Lalu, teriakan-teriakan mulai terdengar.
“Biarlah rasa bersalah mengajarkanmu bagaimana
harus bersikap di lain waktu.” Hal. 175
-----
Kekacauan
yang terjadi di kota memaksa Tris, Four, Caleb, Peter, dan Marcus untuk mencari
perlindungan di markas besar Amity. Untuk sementara, mereka memang aman berada
di sana karena Amity memang menjunjung tinggi perdamaian dan bersedia
melindungi para Abnegation yang tersisa asal mereka dapat mengikuti peraturan
yang ada. Namun belakangan, Tris tahu bahwa Marcus, ayah Four sekaligus
pemimpin Abnegation, menyimpan suatu informasi yang menjadi penyebab Jeanine
berusaha melakukan genosida terhadap Abnegation. Bukan karena ingin merebut
kursi pemerintahan yang selama ini dikuasai oleh kaum Abnegation. Sayangnya,
Marcus sama sekali tidak ingin memberitahu informasi tersebut, baik kepada Tris
maupun Johanna, juru bicara faksi Amity.
Amity
yang amat bergantung pada Erudite ternyata tidak bisa sepenuhnya menjadi
tumpuan harapan Tris dan kawan-kawan maupun para Abnegation yang masih tersisa.
Kedatangan beberapa orang dari faksi Erudite ke Amity memaksa Tris dan yang
lainnya kabur dan akhirnya stuck di factionless. Berkat Four,
yang merupakan putra dari Evelyn Johnson, pemimpin factionless, kedatangan
Tris dan kawan-kawan dapat diterima dengan tangan terbuka dan bersama-sama
mereka merencanakan untuk menggulingkan faksi Erudite. Namun di atas rencana
tersebut, factionless juga berkeinginan untuk menghancurkan sistem faksi
sehingga membuat penduduk hidup bebas tanpa dikelompokkan dalam faksi-faksi.
Factionless
bukan menjadi terminal terakhir Tris dan lainnya untuk memperjuangkan
perdamaian. Mereka bergerak kembali ke markas Candor, dan bertemu dengan kaum
Dauntless yang tak ikut bergabung dalam kubu Jeanine, juga Christina. Sikap
Christina yang cenderung menjauh dari Tris membuat Tris semakin dirundung rasa
bersalah karena telah menembak Will, pacar Christina, saat cowok itu dalam
pengaruh simulasi Jeanine. Tekanan mental akibat kematian Will dan juga kedua
orangtuanya membuat Tris memutuskan untuk menyerahkan diri pada Jeanine jika
itu yang diinginkan oleh wanita itu. Ya, suatu waktu, markas Candor sempat
diserang oleh Erudite dan Dauntless pembelot. Mereka meledakkan serum simulasi
yang membuat siapa saja yang bukan Divergent pingsan. Sementara, para Divergent
yang telah dikumpulkan akan dieksekusi. Hanya ada dua yang akan dibawa ke
markas Erudite untuk diteliti. Salah satu dari dua Divergent itu adalah Tris,
yang dianggap sebagai Divergent terkuat.
Saat
menyerahkan diri pada Jeanine, perlakuan-perlakuan yang diberikan pada Tris
ternyata membuat Jeanine semakin frustasi karena Tris benar-benar kebal
terhadap simulasi apapun. Sampai akhirnya, Jeanine memutuskan untuk
mengeksekusi Tris dengan suntikan kematian. Syukurnya, eksekusi tersebut
berhasil disabotase oleh seseorang yang selama ini dianggap Tris sebagai lawan.
Dan saat itu pula, Tris mengetahui bahwa orang yang selama ini ia percayai,
ternyata merupakan kaki tangan Jeanine dan ikut andil dalam rencana
pengeksekusian dirinya.
Tris
yang berhasil lepas dari markas Erudite kini memiliki semangat juang yang makin
termompa. Ia sadar bahwa kematiannya tidak akan membuat Will dan kedua
orangtuanya bangga. Saat factionless dan Dauntless bergerak untuk
menyerang Erudite, Tris justru mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan
Four. Saat Four percaya kepada pergerakan yang dipimpin oleh ibunya, Evelyn,
Tris malah memilih untuk mengikuti rencana ayah Four, Marcus, yaitu menemukan
data berupa file video yang dicuri Erudite dari Abnegation. Aksi
tersebut membuatnya dicap pengkhianat oleh Evelyn apalagi Tris sempat meminta
Tori untuk menggagalkan rencananya saat akan membunuh Jeanine. Namun, file video
tersebut akhirnya ditemukan oleh Four dan ditayangkan ke seluruh monitor yang
ada di markas Erudite. Video yang membuat Tris dan yang lainnya kembali
melakukan perjalanan demi sebuah tujuan akhir, perdamaian.
***
Insurgent
adalah novel yang padat dan cukup rumit karena ada banyak sekali hal yang
dibahas sehingga terkesan tumpang tindih. Pun, tokoh-tokoh yang terlibat di dalam
novel ini juga ada cukup banyak. Beberapa karakter tambahan tampaknya tidak
punya peran terlalu penting karena kehadirannya tidak memberikan pengaruh
apa-apa ke jalan cerita. Terkesan hanya untuk memanjang-manjangkan cerita yang
sudah amat panjang ini dan malah membuat cerita jadi semakin sulit untuk
ditangkap.
Selain
itu, saya menjadi semakin tidak respek dengan karakter Tris dan Four. Mereka
berdua bisa saja disebut tangguh, tapi rasa hormat terhadap orang yang lebih
tua ternyata hilang sama sekali dari diri mereka. Ayah dan ibu Four bisa saja
membuat Four terlantar dan kekurangan kasih sayang, namun sejahat-jahatnya
orang tua, seharusnya Four bisa bersikap lebih sopan terhadap mereka. Saya
kecewa ketika Four memukuli ayahnya hanya demi harga diri di hadapan Dauntless.
Mengingat novel ini menyasar para pembaca remaja, seharusnya nilai buruk
tersebut tidak diselipkan. Sikap Tris juga tak kalah menyebalkan. Pokoknya,
mereka berdua bukan contoh yang baik buat para remaja. *emosi menggebu-gebu*
Insurgent
sendiri lebih banyak menyoroti masalah pertempuran yang tak habis seolah-olah
nyawa manusia tak ada artinya. Pun, ketika Tris atau Four terluka akibat luka
tembak dan sebagainya, saya heran kedua manusia ini amat tahan banting
seolah-olah peluru panas hanya serupa gigitan semut gatal yang bisa disembukan
seketika dengan mengolehkan minyak angin. Mungkin penulis ingin membuat bahwa
hero/heroin pun tak luput dari gempuran senjata *sebagai antitesis dari film action
yang sampai saat ini masih nonsense*, namun tarap kesembuhan mereka
dari luka yang begitu cepat itu juga tidak masuk akal sama sekali.
Entirely,
Insurgent bukan novel mengecewakan terutama bagi kamu yang suka dengan
adegan-adegan penuh aksi, namun Insurgent juga cukup melelahkan untuk dibaca
karena hal yang sudah saya singgung di paragraf pertama tanggapan saya terhadap
novel ini. Syukurnya, Insurgent menyajikan akhir yang bisa membuat pembaca
untuk segera lanjut ke buku pamungkas dari serial ini.
Finally,
saya kecewa Nando harus ditewaskan secepat itu. Bukti lain bahwa
tokoh-tokoh sejibun tersebut ternyata hanya menjadi aksesoris belaka.
Rating
Cerita : 6 of 7
Terjemahan : 6,5 of
7
Cover Terjemahan :
7 of 7
Cover Asli : 7 of 7
(cover terbaik dari serial ini, I think.)
Baca review Divergent di sini
Thanks review nya :)
BalasHapusWatch movie free
makasih reviewnya sangat bagus kak
BalasHapusperbedaan tepung terigu dan tapioka