Penulis : Mitch Albom
Penerjemah : Andang H. Sutopo
Jumlah Halaman : 208 hal.
Genre : Novel Inspirasi, Novel Surealis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cover Designer : Eduard Iwan Mangopang
Tahun : 2005
Harga : Rp. 26.000 (Beli di Book Fair Gramedia Veteran Banjarmasin)
One word about this book : Fixing
Usia
83 mungkin adalah ulang tahun paling ironis sepanjang hidup Eddie. Di saat
orang mendoakannya untuk panjang umur, Eddie justru harus tutup usia karena
kecelakaan yang menimpanya. Eddie, seorang juru perawatan wahana-wahana yang
terdapat di taman bermain Ruby Pier meninggal dunia dalam usahanya
menyelematkan seorang gadis kecil dari terabasan kabin Freddy’s Free Fall
yang sedang mengalami kerusakan. Di detik-detik terakhir kematiannya, Eddie tak
sempat mengetahui kabar anak kecil tersebut, apakah ia meninggal atau selamat.
Yang Eddie ingat hanya sepasang tangan kecil yang sempat menggenggamnya.
Sesaat
setelah nyawanya lepas dari jasad, Eddie membuka mata. Yang pertama ia lihat
memang pemandangan ganjil yang membuat ia bertanya-tanya. Langit yang
terus-terusan berubah warna, pasir keemasan, kemudian ia terseret ke bawah air.
Tetapi beberapa saat berikutnya, Eddie justru berada dalam cangkir teh besar
yang diketahuinya merupakan salah satu wahana di Ruby Pier. Memang, ia memang
tengah berada di Ruby Pier, tepatnya Ruby Pier 75 tahun yang lalu ketika Eddie
masih kecil. Di tempat itu, ia bertemu dengan Joseph Corvelzchik, ‘orang aneh’
yang menjadi tontonan di taman bermain tersebut. Meskipun tidak pernah merasa
berhubungan dengan Joseph—si Orang Biru, namun ternyata kematian Joseph
berhubungan dengan Eddie, dan Eddie tak pernah menyadarinya. Dari si Orang Biru
itu pula, Eddie tahu bahwa ia akan bertemu dengan 5 orang di akhirat yang akan
menjelaskan sesuatu yang tak Eddie ketahui—atau sadari—selama hidupnya. Dan si
Orang Biru adalah orang pertama yang mengajarkan Eddie bahwa kehidupan yang
Eddie punya sampai usianya 83 tahun merupakan ‘hasil’ dari kematian yang
merenggutnya 75 tahun yang lalu. Kepada si Orang Biru, Eddie bertanya tentang
anak kecil yang ia selamatkan dari kecelakaan Freddy’s Free Fall, namun
ia tak mendapatkan jawaban.
Setelah
bertemu si Orang Biru, Eddie terbawa ke sebuah padang tandus. Orang kedua yang
ditemuinya di sana adalah kapten yang mengepalai kelompoknya dulu saat
peperangan di Filipina. Selain mengetahui fakta di balik kakinya yang pincang
karena penembakan saat ia tugas militer, melalui kapten, Eddie kembali
diajarkan tentang arti kehidupan. Dan Eddie kembali tak mendapatkan jawaban
soal anak kecil yang ia selamatkan dari kecelakaan Freddy’s Free Fall.
Di
tempat ketiga, Eddie bertemu dengan seorang wanita tua yang tak pernah Eddie
kenal sebelumnya. Namun, wanita itu tidak asing karena ia adalah Nyonya Ruby.
Wanita di balik berdirinya taman wahana Ruby Pier. Nyonya Ruby mengisahkan
cerita pahit di balik pembangunan wahana tersebut, dan juga tentang ayah Eddie
yang selama ini Eddie benci. Dari Nyonya Ruby, Eddie mengetahui sisi lain dari
ayahnya—yang membuat Eddie seketika menyesal karena pernah membencinya—dan juga
belajar tentang makna persahabatan.
Di
tempat keempat, Eddie bertemu dengan Marguerite, isterinya. Marguerite yang
lebih dulu meninggalkannya ke hadirat Tuhan. Dari isterinya, Eddie belajar
tentang makna cinta.
Cinta
yang hilang tetap cinta, Eddie. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Kau tidak
bisa melihat senyumnya, atau membawakannya makanan, atau mengacak-acak
rambutnya,atau berdansa dengannya. Tapi ketika indra-indra itu melemah,
indra-indra lain menguat. Kenangan. Kenangan menjadi pasanganmu. Kau
memeliharanya. Kau mendekapnya. Kau berdansa dengannya. Kehidupan harus
berakhir. Tetapi cinta tidak
Lalu lagi-lagi, Eddie
bertanya tentang nasib gadis kecil yang ia selamatkan, namun ia kembali tak
mendapatkan jawaban dari Nyonya Ruby dan isterinya.
Di
tempat terakhir, di sebuah tepian sungai, Eddie bertemu dengan gadis kecil
bertampang Asia yang juga tak ia kenal. Awalnya gadis kecil itu terlihat
seperti manusia normal lainnya, tetapi sesaat kemudian, Eddie melihat kulitnya
gosong dan mengelupas seperti habis terbakar. Gadis itu meminta Eddie
memandikannya, dan perlahan-lahan, kulitnya kembali mulus seperti awal mula
Eddie melihatnya. Gadis itu, Tala, ternyata berhubungan dengan peristiwa yang
pernah Eddie alami di saat ia berperang di Filipina. Peristiwa hadir bersamaan
dengan penembakan kaki Eddie. Gadis yang gagal Eddie selamatkan dari kebakaran.
Namun ketika Eddie meminta maaf padanya, Tala justru berterima kasih karena
Eddie selama ini bersikap baik dan sayang kepada anak kecil, yang berarti,
Eddie juga bersikap baik dan menyayanginya. Dan dari Tala lah, Eddie tahu nasib
yang menimpa gadis kecil yang coba ia selamatkan dari kecelakaan wahana di Ruby
Pier, juga tangan yang ia genggam di detik-detik terakhir kehidupannya.
***
Jujur
saja, saya orang yang mudah sekali termakan rekomendasi, apalagi tentang buku.
Awal saya berkenalan dengan Mitch Albom pun berasal dari blogwalking.
Melihat dari profil sang empunya blog yang memavoritkan Mitch Albom—nama yang
sudah sering seliweran di telinga namun tak pernah saya hiraukan—saya pun jadi
penasaran untuk mengulik karya Mr. Albom ini. Ditambah lagi dengan rating
buku-buku beliau yang cukup baik di Goodreads, juga reputasi buku-buku beliau
yang jauh dari kesan kacangan. Syukurnya, ketika Gramedia di daerah saya lagi
promosi buku murah, saya mendapatkan buku ini yang kondisinya masih lumayan
mulus.
Original Cover |
Kesan
pertama saya terhadap buku ini adalah abstrak, surealis, utopia. Tak perlu saya
jelaskan kenapa, karena dari sinopsis cerita yang saya beberkan di atas pun
dapat diketahui tipe seperti apa cerita yang terdapat dalam novel ini. Menarik
dan menantang, karena meskipun tema yang diangkat cukup berat untuk dikonsumsi,
gaya penulisan Mitch Albom sangat nyaman dinikmati. Selain itu, detail yang ia
paparkan juga cukup membuat geleng-geleng kepala. Riset yang dilakukan Mr.
Albom tentang wahana-wahana di taman bermain dan perang tidak sia-sia karena
hasilnya benar-benar seperti dijabarkan oleh seorang pakar.
Oh
ya, selingan bab ‘Hari ini Hari Ulang Tahun Eddie’ juga menarik dan cukup pas
untuk dijadikan jeda setelah disuguhi bab-bab panjang.
Tak
banyak yang bisa saya ceritakan mengenai buku ini karena ia akan lebih nikmat
jika dikulik sendiri. Yang jelas, novel ini termasuk very highly recommended
terutama untuk mereka yang tidak segan membaca segala jenis novel, baik ringan
maupun berat.
Buku
ini memang tidak serta-merta membuat saya jadi penggemar karya-karyanya Mitch
Albom, namun saya tetap menanti buku-bukunya yang lain. Dan saya tak segan
untuk membeli buku-bukunya lagi hanya jika termasuk dalam promosi. Soalnya
masih banyak buku-buku lain yang lebih diprioritaskan. Hehe...
“Orang-orang
asing adalah keluarga yang belum kaukenal.”
Rating
Cerita : 6,5 of 7.
Terjemahan : 6,5 of
7
Cover Terjemahan :
6 of 7
Cover Asli : 6 of 7