Judul : It must
be Love
Penulis : Orina
Fazrina
Jumlah Halaman
: 152 hlm.
Genre : Young
Adult Romance
Penerbit :
Media Pressindo
Cover Designer
: Mahar Mega
Tahun : 2013
Harga : 25.000
(beli langsung sama penulisnya)
ISBN :
978-979-911-211-8
Rating di Goodreads
: 3.62 stars of 8 ratings
First Sentence : Pagi-pagi sekali Hyun Ae
sudah sibuk di dapur.
Final Sentence
: Hyun Ae dan Hyun Joong hanya tertawa mendengarnya.
“Jika berat untukmu menerimaku sebagai seorang
idola, aku rela membuang semuanya asal kau mau bersamaku...”
Tawaran
bekerja selama enam bulan di Korea tentu tak membuat Imah berfikir dua kali
untuk menerimanya. Sebagai K-popers sejati, negeri ginseng tersebut adalah hal
yang amat diimpikannya apalagi fikirnya jika di sana ia bisa bertemu dengan
idolanya, Yoon Ho—salah seorang anggota boyband AN. Voices. Namun dengan
akal sehatnya yang masih berfungsi dengan baik, ia juga mengerti bahwa bertemu
dengan idola butuh sebuah mukjizat besar. Jauh lebih sulit daripada menemukan
teman SD yang sudah bertahun-tahun tidak ditemui. Itu pulalah yang membuat
Imah—yang bernama Korea Hyun Ae—anteng-anteng saja ketika ia bertanya alamat
pada seseorang yang amat mirip dengan idola nomor 2-nya, Hyun Joong—leader
Shining Stars. Fikirnya, tidak mungkin ia bisa bertemu dengan Hyun Joong di
hari pertamanya menginjakkan kaki di tanah Korea. Ia tidak seberuntung itu.
Berawal
dari tanya alamat tersebut, hubungan Hyun Ae dan Hyun Joong ternyata berlanjut.
Hyun Joong yang mengaku bernama Ji Young mulai merasakan kenyamanan ketika
berada di dekat Hyun Ae. Ia mengajak gadis itu pelesir keliling Seoul,
memberikannya oleh-oleh ketika ia pulang tour di Jepang, dan yang paling
berkesan, tentu saja tiket VVIP konser AN. Voices. yang amat digilai Hyun Ae
tersebut meskipun Hyun Joong sendiri merasakan cemburu tak beralasan akibat
dirinya dinomorduakan oleh Hyun Ae.
Setelah
sekian lama menyembunyikan identitasnya dari Hyun Ae, berkat desakan (baca:
rekomendasi) dari member Shining Stars yang lain, Hyun Joong pun memutuskan
untuk memberitahu Hyun Ae siapa ia sebenarnya. Hyun Joong pun memutuskan untuk
mengajak Hyun Ae ke apartemennya, dan betapa terkejutnya Hyun Ae ketika
satu-persatu, orang yang ia kira mirip bahkan bernama sama dengan members Shining
Stars bermunculan. Dan setelah dijelaskan, barulah ia mengerti bahwa apa yang
ia anggap mirip, ternyata adalah sosok asli dari para personil boyband yang
digandrunginya tersebut.
Dan
berkat kebohongan itu, Hyun Ae memutuskan untuk menghindar dari Hyun Joong di
saat hati pria itu sudah tertaut erat untuknya.
***
Another
Korean based-theme novel dari Orina Fazrina. Jujur sih, kalau novel ini
saya baca 3 tahun yang lalu (yang mana novel ini pun belum terbit kali, hehe)
mungkin saya akan lebih menikmatinya ketimbang sekarang. Pourqui? Karena
3 tahun lalu saya masih antusias dengan K-pop dan tetek bengeknya, but now, saya
udah jengah dengan hype yang tiada habisnya ini (but I still fall in
love with IU and T-Ara. Hehehe). Oke, mungkin ini personal preference jadi
jangan diambil hati kalau nggak fit the bill dengan diri masing-masing.
Kekekek... Speaking of my opinion, bagi saya pribadi, novel ini bagus
karena walaupun bertema K-pop, novel ini tidak mengurangi keantusiasan saya
sedikitpun dalam melahapnya. Well, Aku, Kamu, Kita yang menjadi novel
perdana Orina memang masih menempati urutan pertama dari penulis yang
bersangkutan di hati saya, tetapi saya akui novel ini jauuuuuuuuh lebih baik
dari Cinta dalam Hati
yang juga masih bernuasa Korea.
It
must be Love sendiri disajikan dengan sudut pandang orang pertama dari sisi
Hyun Ae dan Hyun Joong. Di awal-awal, pengulangan dialog cukup mengganggu dan
membuat saya lebih memilih skip this part. Syukurnya konsep seperti ini
tidak keterusan, kalau tidak, saya yakin novel yang lumayan tipis ini sebenarnya
memiliki manuskrip yang lebih tipis lagi. Hehehe...
Untuk
premis, saya rasa tidak ada masalah meskipun tidak ada konflik yang cukup
berarti di novel ini. Mungkin karena terlalu tipis, ideologi editor, atau apa,
saya sih kurang tahu. Yang jelas, hitting point yang seharusnya terjadi
ketika Hyun Joong membongkar identitasnya terasa datar-datar saja. Pun ketika
Jae Joong memaki-maki Hyun Ae yang menurut saya dialog terkeren sepanjang novel
ini, ternyata resolusinya tidak nendang sama sekali. Padahal saya rasa, konflik
Hyun Ae dan Jae Joong bisa jadi amat menarik jika lebih dikembangkan. Tetapi
kalau saya boleh tebak, mungkin konflik utama yang ingin disajikan penulis
adalah saat kepergian Hyun Ae dari Korea, dan saya rasa, it’s nice climax. Sayangnya,
lagi-lagi, resolusi yang disajikan tidak terlalu memuaskan. Bagus sih, tapi
nggak masuk logika saja kalau tiba-tiba orang-entah-siapa bisa cuap-cuap pakai
pengeras suara operator di bandara untuk menyatakan cinta. Dan yang anehnya,
kenapa di halaman 138 dikatakan bahwa petugas membiarkan saja Hyun Joong
memakai pengeras suara karena ia tahu bahwa Hyun Joong seorang idol, padahal
di halaman sebelumnya, Hyun Joong mengatakan “Dengan dandanan yang berbeda
jauh dari sosokku yang asli, warga sekitar tak akan mengenali siapa aku.”
Mengenai Korea sendiri, tidak ada deskripsi
yang terlalu detail. Sah-sah aja sih mengingat novel ini misinya pure untuk
menyampaikan romansa cinta yang terjadi antara Hyun Ae dan Hyun Joong, hanya
saja kebetulan latarnya di Korea mengingat Hyun Joong adalah anggota K-boyband.
Beda kalau serial STPC yang menyinggung lokasi tetapi cuma seupil, baru deh
saya maki-maki. Hehehe...
Well,
nama boyband-nya bagus. Korea banget lah! Kendati demikian (ciah),
ada satu nama yang cukup mengganggu saya dalam menikmati bacaan ini. Nama salah
satu personil Shining Stars yang bikin saya bergidik. Hiiii.... suddenly I
had a goosebump when I found ‘Baby Jon’ in my reading. Cuma nickname
memang, tetapi, ah, ‘Baby Baby’ itu ibarat semut dalam segelas susu. Tidak
mempengaruhi cita rasa minuman sih, pun kalau terminum juga tidak najis, tetapi
agak gimanaaaaaa gitu. Duh, kalau cewek yang punya nama ‘Baby’ saja saya bilang
soooooooooooo effin’ childish, apalagi cowok. Saya tak bisa
berkata-kata.
Secara
keseluruhan, novel ini cukup bisa membalikkan persepsi negatif saya terhadap
novel-novel berbau Korea baik buatan lokal, interlokal, atau internasional.
Tetapi kalau disuruh memilih, mungkin ini adalah novel K-pop terakhir
yang saya baca dalam beberapa bulan ke depan.
Kesimpulan,
cerita Ok, penulisan Ok, sampul Ok banget (hehehe), Baby Jon nggak ok. Sorry
ya, author!
Rating
Cerita :
6 of 7
Cover :
6 of 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar