Penulis :
Nicholas Sparks
Penerjemah :
Marina Suksmono
Jumlah Halaman
: 488 hlm.
Genre : Family
Drama, Adult Romance
Penerbit :
Gramedia
Cover Designer
: Eduard Iwan Mangopang
Tahun : 2005
Harga : 27.000
(beli di Bukalapak: GB Magz)
ISBN :
979-22-1564-6
Rating di
Goodreads : 4.08 stars of 166,918 reviews
First Sentence : Badai ini nantinya disebut sebagai salah
satu badai paling dahsyat dalam sejarah North Carolina.
Final Sentence
: “Kau dengar itu, Mitch? Ibumu bilang kau tampan.”
“..... Kurasa yang membuatku sedih adalah
karena takkan ada lagi pertama kali bersamamu.” Hal. 312
Kecelakaan
mobil di tengah cuaca buruk tidak akan menjadi hal terpahit yang harus Denise
Holton hadapi jika saja ia tak kehilangan putra dalam peristiwa tersebut. Kyle,
seorang anak berusia 4 tahun dengan perkembangan memahami bahasa yang amat
terlambat, lenyap dari kursi belakang saat mobil yang dikendarai Denise Holton
menabrak pohon dan membuatnya pingsan sesaat. Untungnya, seorang sukarelawan
pemadam kebakaran, Taylor McAden menemukan mobil Denise, dan bersama-sama
dengan regu penyelamat lainnya, ia memasuki rawa di tengah badai yang tengah
berkecamuk untuk mencari Kyle. Denise sendiri tak dapat berbuat apa-apa selain menangis
karena ia sendiri tengah terluka. Selain itu, fakta lain yang membuatnya
semakin terpuruk dalam kesedihan adalah bahwa Kyle tidak akan menyahut jika
namanya hanya dipanggil. Ia harus ditemukan. Kyle tidak akan keluar sendiri
seandainya ia memang tersesat di tengah rawa.
Setelah
lima jam pencarian, Taylor-lah yang berhasil menemukan Kyle yang tengah
bersembunyi di sarang bebek. Secara naluriah, Kyle langsung melompat ke pelukan
Taylor dan sejak saat itu, ia selalu merasa terikat dengan sang penyelamat.
Penyelamatan
yang dilakukan Taylor membuat jalan hidup dan Denise dan pria tersebut
bersinggungan. Apalagi, Judy—ibu Taylor—lah yang menghibur Denise selama ia di
rumah sakit. Harap-harap cemas menunggu kabar pencarian puteranya. Selain
karena telah menyelamatkan nyawa putera semata wayangnya, Denise juga terkesan
pada Taylor yang memperlakukan Kyle selayaknya anak normal. Ia amat peduli pada
Kyle, dan hal tersebut semakin membuat Kyle dekat dengan Taylor.
Taylor
dan Denise-pun akhirnya menjajaki hubungan sebagai sepasang kekasih. Kendati
demikian, ketika Denise meminta komitmen Taylor tentang kelanjutan hubungan
mereka ke arah yang lebih serius, Taylor justru berubah, cenderung menghindar,
sampai suatu saat, Denise memutuskan untuk mengakhiri hubungan tersebut jika
Taylor masih tak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu suramnya.
Meski
jauh di lubuk hatinya Taylor masih teramat mencintai Denise, namun peristiwa di
masa lalu tersebut terus memerangkapnya. Semua hal yang ia lakukan, termasuk
dalam hubungan percintaan, secara tak sadar dilakukannya hanya sebagai bentuk
penyelamatan.
Mungkin,
Taylor harus merasakan kehilangan orang terdekat terlebih dahulu untuk
menyadarkannya bahwa masa lalu hanyalah kenangan yang tak sepatutnya terus
dibawa-bawa ke masa mendatang.
***
Formula The
Rescue memang tidak sama persis seperti Message
in a Bottle tetapi entah kenapa saya selalu teringat cerita tersebut.
Mungkin hal yang membuat kedua novel tersebut sama hanya karena tokoh utamanya
sama-sama seorang pria dewasa dan seorang ibu single parent.
English Version (US) |
Sejak
awal, The Rescue sudah menunjukkan
kekuatannya sebagai sebuah novel dengan dibumbui drama keluarga, meski dalam
hal ini hanya terjadi antara ibu dan seorang anak yang mengalami gangguan
proses berbahasa. Denise digambarkan sebagai seorang ibu yang pantang menyerah
dalam mengajari Kyle agar mampu memahami konsep bahasa. Ia datang ke berbagai
dokter untuk mendapatkan keterangan mengenai kondisi Kyle, namun diagnosa yang
didapatnya berbeda-beda. Ia membaca buku-buku psikologi, bahkan terpaksa harus
menyisihkan uangnya untuk membeli buku yang tidak murah tersebut, untuk tahu treatment terbaik yang bisa ia berikan
agar Kyle mampu seperti anak lainnya karena ia yakin Kyle tidak menderita
autisme. Ia juga kerja banting tulang demi menghidupi dirinya dan Kyle setelah
orang yang membuatnya hamil justru lari tanpa tanggung jawab dan kedua orangnya
meninggal dunia. Sedikit warisan yang ia dapatkan pun ia gunakan untuk membeli
rumah, pindah dari Atlanta ke Edenton untuk memulai hidup baru.
Jika
Denise digambarkan sebagai karakter yang tangguh, maka sang hero, Taylor
McAden, justru digambarkan sebagai lelaki yang rapuh. Secara fisik, ia memang
kuat. Ia berjasa besar dalam menyelamatkan orang-orang yang nyaris menjadi
korban dari sebuah kecelakaan, namun secara psikis, Taylor justru didera
kepedihan yang terus ia tanggung sejak usianya 9 tahun.
Peristiwa di masa lalu memang tampaknya
menjadi trademark novel-novelnya
Nicholas Sparks karena beberapa novel lainnya juga mengandung elemen demikian.
Yang juga menjadi dalang utama mengenai kerenggangan hubungan yang dialami oleh
kedua tokoh utama. Dan saya rasa, hal itu justru terasa manusiawi. Nicholas
Sparks selalu memberikan ‘cela’ bagi karakter-karakter ia buat. Setahu saya,
tak pernah ada karakter buatan Nicholas Sparks yang sempurna. Oh ya, dan entah
kenapa Nicholas Sparks juga tak pernah tergerak untuk menciptakan tokoh utama
yang kaya raya. Denise dan Katie (tokoh utama di Safe Haven) adalah contoh
karakter yang mengalami kendala finansial, sementara sisanya juga berasal dari
kalangan biasa-biasa saja. Paling, hanya Travis yang tampaknya lumayan
berkecukupan sebagai dokter hewan. Cerita selalu bergulir di tengah masyarakat
biasa sehingga membuat hal ini terasa dekat dengan pembaca. Tidak ada umbaran
kemewahan yang berlebihan.
UK Version |
Jangan lupa pula, seratus persen karya
Nicholas Sparks adalah melodrama meskipun ada yang juga yang sedikit dibumbui
komedi seperti The Choice. Nah, The Rescue adalah full melodrama. Kalau bagi saya pribadi, tear-jerker scene dalam novel ini adalah saat Kyle hilang di tengah
badai dan ketika Taylor menceritakan masa lalu yang membuat hubungannya dan
Denise hancur. Sebenarnya ada satu lagi sih momen mengharukan yaitu ketika Kyle
mengucapkan pernyataan cinta pada ibunya padahal Denise tak pernah sekalipun
mengajarkan kata-kata itu.
Entirely, novel ini sekali lagi menunjukkan kepiawaian Nicholas dalam menyajikan
drama romansa berbalut drama keluarga. Jarang sekali saya bisa menamatkan
sebuah novel setebal hampir 500 halaman dalam waktu sehari, dan hal itu hanya
terjadi jika novel tersebut benar-benar mampu memukau saya.
Oh ya, entah kenapa novel Nicholas Sparks yang
saya baca akhir-akhir ini jarang yang sad
ending padahal saya juga bacanya random. Tidak berurutan sesuai tahun
terbit.
Rating
Cerita : 6,5 of 7.
Terjemahan : 7 of 7
Cover Terjemahan : 6 of 7
Cover Asli : 6,5 of 7