Pages

Sabtu, 22 Februari 2014

Review Novel : The Devil and Miss Prym, Paulo Coelho




Judul : The Devil and Miss Prym – Iblis dan Miss Prym
Penulis : Paolo Coelho
Penerjemah : Rosi L. Simamora
Jumlah Halaman : 256 hal.
Genre : Yang udah baca, tolong bantu kasih tahu saya ini genrenya apaan. Hehe....
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cover Designer : Eduard Iwan Mangopang
Tahun : 2011 (Cetakan ke 4)
Harga : Rp. 45.000 (Beli di Gramedia Duta Mall Banjarmasin)
One word about this book : Opposition

Sebenarnya nih novel sudah lebih dari setahun setengah mengendap di rak buku tanpa pernah tersentuh. Maklumlah bookworm akut hobinya cuma numpuk buku doang. Namun karena kebetulan liburan kuliah kali ini novel (baca : Divergent) yang udah bela-belain saya beli dengan pertentangan batin yang luar biasa (apakah uangnya buat beli oleh-oleh orang rumah atau novel) ketinggalan di kost, akhirnya saya bergerak juga menuju timbunan buku di rak dan voilaaa.... The Devil and Miss Prym terpilih untuk menjadi santapan saya di suatu malam di musim penghujan.
***
Malang bagi Viscos yang harus terpilih sebagai desa eksperimen si ‘orang asing’ yang dilanda rasa ingin tahu terhadap pergumulan spiritual yang dialaminya, apakah manusia mengandung sifat jahat di dalam dirinya? Dan untuk melaksanakan eksperimen tersebut, ‘orang asing’ membutuhkan Chantal Prym, seorang gadis yatim piatu pekerja bar.
Di suatu malam, orang asing itu bertemu dengan Chantal yang tengah duduk di tepi sungai musiman. Iapun mengajak Chantal pergi ke hutan. Menunjukkan sesuatu yang tak pernah Chantal kira-kira sebelumnya. Sebatang emas yang dikubur di dekat batu berbentuk huruf Y. Namun emas itu tidak hanya satu, karena di tempat lain, ada sepuluh batang emas lainnya yang dapat dimiliki oleh penduduk desa hanya dengan satu syarat sederhana. Mereka harus melakukan pembunuhan.
Versi lain cover The Devil and Miss Prym
Ya. Orang asing itu memberikan suatu tawaran kepada Chantal yaitu ia bisa saja membawa kabur sebatang emas di dekat batu berbentuk huruf Y, maka jawaban yang dicari-cari si orang asing selama ini benar bahwa manusia itu jahat. Dan mengenai sepuluh batang emas, sepulang dari hutan itu, Chantal diminta si orang asing untuk memberitahu penduduk desa bahwa si orang asing akan memberikan sepuluh batang emas tersebut jika ia mendengar telah terjadi suatu pembunuhan dalam kurun waktu satu minggu kunjungannya ke desa tersebut. Jika Chantal menolak memberitahu penduduk desa, maka orang asing itu sendiri yang akan memberitahukannya dan Chantal bisa saja tertimpa kemalangan karena menyembunyikan tawaran menggiurkan tersebut.
Setelah berhari-hari dalam dilema, akhirnya Chantal melakukan tawaran itu juga dan seketika, Viscospun geger. Berbagai rencana mulai disusun mengenai apakah mereka harus melakukan pembunuhan atau tidak dan kalaupun iya, siapa yang harus mereka bunuh. Apalagi satu-satunya pastor di desa tersebut menyatakan bahwa mengorbankan satu orang yang tidak terlalu bermanfaat di desa tersebut akan menyelamatkan 280 orang lainnya. Selama ini, penduduk Viscos jarang sekali bahkan nyaris tak pernah pergi ke gereja dan untuk membuat mereka kembali ke jalan yang benar, kejahatan perlu menampakkan diri.
            Jika Baik akhirnya ingin menggerakkan hati orang-orang ini, Jahat perlu mewujudkan diri terlebih dulu. Untuk pertama kalinya sejak datang ke paroki ini, ia menyaksikan gerejanya dipenuhi umat. Untuk pertama kalinya, orang-orang paling penting di desa mengunjunginya di sakristi.
Dan setelah pertemuan dilaksanakan, akhirnya terpilihlah seorang wanita yang akan dikorbankan untuk mendapatkan sepuluh batang emas tersebut. Dan dengan begitu pula, akhirnya si orang asing menemukan jawaban tentang hakikat sifat manusia.
***
The Devil and Miss Prym Original Cover
Penyesalan memang selalu datang belakangan. Itu pulalah yang saya rasakan ketika menamatkan novel yang amat indah ini. Paolo Coelho, dengan melihat nama penulisnya saja kita akan tahu sejenius dan seindah apa rangkaian kata dan cerita yang ia sajikan namun tentu saja tak semua orang dapat menikmati karya ini. Tema-tema yang diangkat bisa jadi terlalu serius bagi seseorang yang bernawaitu membaca hanya untuk hiburan. Belum lagi gaya penulisan Bang Coelho (biar awet muda, hehe) yang bisa dibilang tidak sederhana. Jujur, walaupun novel ini sudah dialihbahasakan, di beberapa bagian saya juga tak mampu menangkap maksud dari apa yang penulis tuliskan. Namun saya tetap terkagum-kagum dengan rangkaian kata yang tersusun amat indah, seolah-olah penulis (juga penerjemah) perlu membuka thesaurus untuk setiap kata yang akan ia tuliskan.
Walau begitu, tetap saja cerita yang kadang arahnya kesana-kemari akibat tambahan plot membuat saya cepat bosan juga.
Sekarang mari mereview dari segi tekhnis novel. Dua jempol saya berikan untuk Mbak Rosi yang menerjemahkan novel berat ini dengan begitu pas. Diksinya indah, jalinan kalimatnya rapi, dan pengetahuan terhadap istilah-istilah tertentu juga patut diberikan apresiasi. Selain itu, dari segi cover, novel ini memang memiliki kulit luar yang menawan. Yah, meskipun covernya agak kurang sesuai dengan isi cerita karena saya tak menemukan satu kata ‘laut’pun di dalam novel, begitupun gambaran mengenai desa Viscos yang lebih menonjolkan deskripsi tentang hutan.
So, buat Anda yang tak keberatan untuk mengonsumsi buku-buku bertema berat, novel penuh makna ini bisa Anda masukkan dalam list bacaan dan selamat menyerap hikmah yang banyak terkandung di dalamnya.

Rating
Cerita : 6,5 of 7.
Terjemahan : 6 of 7
Cover Terjemahan : 5,5 of 7
Cover Asli : 6,5 of 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Images by Freepik