Pages

Rabu, 28 Mei 2014

Review Novel : Unbelievable, Winna Efendi



Judul : Unbelievable
Penulis : Winna Efendi
Jumlah Halaman : vi + 262 hlm.
Genre : Clique*lit, teenage fiction
Penerbit : Gagasmedia
Cover Designer : Dwi Anissa Anindhika
Tahun : 2010
Harga : 31.450 (harga di BukuKita.com
ISBN : 978-979-780-379-7
Rating di Goodreads : 3,64 stars of 45 reviews
One word about this book : Glam-Lux
Seri ketiga dari The Glam Girls

Maybella. Cantik, fame, fashionable, kaya dan merupakan anggota clique paling populer sejagat Voltaire International School. Namun di balik loyalitasnya terhadap clique tersebut, especially pada Rashi yang perannya paling berpengaruh dalam clique tersebut, ternyata Maybella menyimpan evil record yang jika bocor, maka posisinya dalam clique tersebut terancam out.
Rashi, sebagai trendsetter girl nomor 1 tentu dipuja dimana-mana. Banyak cewek-cewek di Voltaire yang sangat ingin bergabung dengan clique-nya bahkan jika harus jadi pesuruh sekalipun. Sayangnya, tidak semua orang memuja Rashi. Banyak pula pihak-pihak yang begitu ingin menjatuhkannya terutama bagi pihak-pihak yang iri dengan kepopulerannya. Dan salah satu pihak yang ‘pernah’ iri tersebut adalah Maybella. Sebelum menjadi clique-nya Rashi, Maybella juga pernah berusaha untuk menjatuhkan reputasi Rashi dengan berbagai cara-cara busuk. Dan rekaman kejahatan tersebut ternyata masih disimpan oleh, Marion—si bule Perancis yang pernah didepak dari clique karena backstabbing.
Imbalan yang diinginkan Marion agar ia mau tutup mulut ternyata tidak mudah. Memang Maybella tidak mengalami kesulitan berarti untuk memenuhi keinginannya seperti membayari belanjaannya atau antar jemput Marion, namun hal itu cukup membuat Maybella lelah dan kesal. Jika ia menolak kemauan Marion, maka bisa dipastikan dia akan langsung didepak Rashi dari clique.
Sekian lama bertahan dengan keinginan-keinginan Marion yang semakin menyebalkan, nyatanya cewek itu tetap saja membocorkan catatan busuk Maybella pada Rashi. Semua berawal dari daftar tempat duduk di launching party of Rashi’s fashion blog, IshshI. Entah kenapa, rancangan yang sudah disusun oleh Maybella menjadi kacau balau dan itu membuat Rashi marah besar. Namun saat Rashi mengadakan meeting dadakan di backstage, Maybella ternyata tidak menerima kemarahan dari Rashi. Justru Marion yang lagi-lagi harus menerima pemecatan untuk yang kedua kalinya karena Rashi menemukan rancangan daftar tempat duduk yang sudah disusun Maybella di dalam tasnya. Tak terima dianggap backstabber untuk yang kedua kalinya, Marion pun juga membeberkan evil record Maybella. Sejak saat itu, Maybella resmi out dari Rashi’s clique.
Terusirnya Maybella dari genk populer tersebut ternyata langsung membuat reputasinya buruk. Di sekolah, siswa-siswa mulai memandang rendah padanya terutama setelah adanya artikel di mading yang memuat betapa bitchy-nya kelakuan Maybella. Bisa dibilang, saat itu Maybella mengalami bullying. Bahkan ada yang berniat memerkosanya di sekolah karena cowok itu menganggap Maybella adalah cewek rendahan.
Dan saat itulah Maybella sadar bahwa yang ia inginkan dari clique tersebut bukan hanya sekedar popularitas, namun ia sayang dengan kedua sahabatnya—Adrianna dan Rashi. Syukurnya, Rashi masih mau memberikan Maybella kesempatan kedua under one condition yang kembali melibatkan Marion, si backstabber nomor wahid.
***
Pertama kali saya jatuh hati pada serial ini adalah ketika Outrageous yang epik dan fun berhasil menarik perhatiannya. Berawal dari novel tersebut, saya pun berusaha memburu novel-novel dari seri The Glam Girls yang lain yang untungnya berhasil saya dapatkan yaitu novel pertama dan kedua. Sayangnya, waktu itu saya belum ada niat ingin me-review novel-novel yang sudah saya baca jadi review untuk serial ini tetap akan saya mulai dari buku ketiga yaitu Unbelievable. Ceritanya memang tidak bersambung, tetapi ada beberapa detail yang semestinya sudah familiar karena sudah disinggung di novel-novel sebelumnya seperti ada apa sih dengan Marion? Kenapa Adrianna berkesan sedikit berbeda dari kedua temannya, Rashi dan Maybella? Dan lain sebagainya. Kalau ada kesempatan, mungkin saya akan reread The Glam Girls dari seri satu untuk melengkapi review ini.
The Glam Girls. Dari judul seri ini pun sudah dapat ditebak bahwa novel dari genre terbaru Gagasmedia kali ini tidak akan jauh-jauh dari kehidupan glamour & fame para tokohnya. Diwakili oleh simpang siur brand-brand ternama baik untuk clothes, shoes, perfume, dan sebagainya. Juga berbagai party yang jelas bukan menggambarkan gaya hidup ketimuran. Tetapi itulah kejujuran novel ini. Ia menceritakan secara gamblang bagaiamana sih gaya hidup para remaja-remaja melek fashion and stuff yang kartu kreditnya seolah tidak mengenal kata limit.
Kalau dari segi cerita sendiri, saya tetap cinta dengan serial ini. Tema persahabatan tetap menjadi pokok utama cerita tanpa mengesampingkan sedikit unsur romansa ala anak muda. Walau begitu, ada pula beberapa hal yang sebaiknya tidak ditiru dari novel ini seperti gaya hidup konsumeristik.
Well, meskipun Maybella di dalam cerita ini agak melunturkan gambaran Maybella di novel sebelumnya (which is little bit silly) namun saya dapat memaklumi berhubung Unbelievable yang seharusnya ditulis oleh Woro Liana harus dipindahtangankan kepada Winna Efendi. Mungkin karena Kak Winna bukan one of the founders serial ini dari awal, sehingga chemistry yang terbangun pun agak sedikit keteteran.
At last, saya suka cover-nya yang memajang cewek-cewek cakep! Bwehehe... sekali-kali para cover designer harus boy/men friendly dong, jangan cuma majang perut kotak-kotak (ngarep!).

Rating
Cerita : 6,5 of 7
Cover : 7 of 7



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Images by Freepik