Pages

Jumat, 04 Juli 2014

11 Buku Gagasmedia yang Wajib Dibaca

Di awal-awal perkenalan, Gagasmedia masih belum punya lambang penerbit huruf ‘g’ kayak sekarang. Buku-buku terbitannya pun punya kekhasan sendiri yang pada waktu itu, maaf, belum bisa dikatakan sebuah ciri khas yang dapat menarik mata untuk menikmatinya. Maaf kalau saya salah, tetapi dari yang saya amati di perpustakaan, semua buku-buku terbitan Gagasmedia pada waktu itu (sekitar tahun 2005 – 2006) berukuran 11x19 yang ketebalannya pun lumayan tipis. Kalau di rak perpustakaan, tentu saja buku seukuran itu bakal ‘tenggelam’. Namun, dengan bangga saya mengakui bahwa buku-buku Gagasmedia adalah buku pertama yang saya beli. Buku pertama yang menghuni rak buku saya. Saya ingat betul, waktu di kota kecil saya baru muncul satu toko buku, tiap pulang sekolah saya selalu membela-belakan diri untuk mampir kesana, meskipun jaraknya lumayan jauh. Dan pada suatu ketika, saya berkesempatan untuk membawa pulang satu ‘oleh-oleh’ buku yang berjudul ‘TUSUK JELANGKUNG’ dari penulis yang kalau dilihat dari profil di halaman  belakang, sudah punya reputasi di jagad penulisan Indonesia. Sejak saat itulah saya mulai kepincut dengan buku-buku Gagasmedia yang pada saat itu masih rajin menelurkan novel adaptasi dari film (I miss that moment). Di suatu waktu, saat sekolah saya sudah dekat dengan perpustakaan umum dan semua novel-novel adaptasi film dari Gagasmedia di sana sudah habis saya lahap, muncul lagi satu genre baru yang sayangnya tidak cukup berhasil menarik minat saya. Song-lit. Bukan, bukan karena song-lit tidak bagus, hanya saja waktu itu teenlit lagi menjamur di perpustakaan daerah saya yang update banget itu. Hehe...
Well, berhubung Gagasmedia di usianya yang ke-11 ini memberikan kesempatan untuk menulis 11 buku-bukunya yang wajib dibaca, rasa-rasanya ini momen yang tepat bagi saya untuk bernostalgia. So, here they are!
(Diurutkan sesuai ranking dengan 11 sebagai yang tertinggi).
1. Refrain - Winna Efendi
1.   

Jauh, jauh sebelum filmnya jadi perbincangan di kalangan Afganisme (saya Afganisme juga soalnya J), kasak-kusuk mengenai novel Refrain sudah menyebar kemana-mana. Saya yang waktu itu masih cupu karena baru pertama kali menjumpai toko buku Gramedia (baru migrasi dari dunia antah berantah ke kota besar, hehehe) akhirnya dibuat bingung dengan banyaknya pilihan buku-buku bercover manis dari Gramedia. Termasuk di sana Refrain yang berkali-kali saya timbang untuk dibeli atau tidak (waktu itu dilema antara Refrain atau Eclair). Namun dasar jodoh, Refrain-lah yang berhasil dimasukkan ke dalam plastik. Well, kesan saya terhadap buku itu sih bisa dibilang rada membingungkan. Ceritanya biasa saja, sangat biasa malah. Tetapi saya merasa ada aura tertentu yang membuat buku tersebut nagih untuk terus dibaca bahkan berulang-ulang kali dan memang sepantasnya masuk rak bestseller, pun layak dimasukkan ke dalam 11 buku Gagasmedia yang wajib dibaca.

      2. Kotak Musik Gita – Andanari Yogaswari
Ini non-fiksi, tepatnya buku biografi dari Gita Gutawa. Sejak buku ini nongkrong di lemari buku baru di perpustakaan, saya sudah teramat tertarik untuk membacanya. Covernya manis, begitu berwarna, dan isinya pun juga demikian. Saya kagum dengan layout-nya yang benar-benar mendeskripsikan keceriaan seperti juga yang disiratkan di album kedua Gita Gutawa. So, apa yang spesial dari buku ini? Jawabannya, banyak. Salah satunya adalah prestasi Gita Gutawa dan bagaimana gaya belajar doi yang dikupas tuntas dalam buku ini. recommended biography!



3. The Truth about Forever - Orizuka
Pembaca mana sih yang tidak mengenal Orizuka? Karya-karyanya yang manis sekaligus tragis berhasil menarik ribuan orang—remaja pada khususnya—berbondong-bondong mendaftar menjadi kutu buku. Ini saya saksikan sendiri dimana tiba-tiba semua cewek yang ada di kelas saling berebut novel Orizuka padahal sebelumnya tak pernah sekalipun mereka terlihat peduli dengan buku. Dan berkat virus Orizuka tersebut, khususnya The Truth about Forever yang sukses membuat kelas haru biru selama -beberapa hari, saya tak lagi menjadi kutu buku seorang diri di dalam kelas. Hehe...

 4. I for You - Orizuka
Orizuka again! Tetapi dibanding novel sebelumnya, I for You memiliki penceritaan dan karakterisasi yang begitu kuat. Gramedia dan beberapa toko buku online sampai restock beberapa kali. Pun novel ini menjadi trending topic di kalangan reviewers yang pada saat itu saya hanya berperan sebagai blog visitor. Saya sih yakin Orizuka—dan juga Winna Efendi—adalah aset terbesar yang dimiliki oleh Gagasmedia. Cerita yang ciamik dibalut dengan cover dan sentuhan layout yang mendukung tak akan pernah gagal memuaskan hati para pecinta buku di seluruh Indonesia.

5. Fly to the Sky - Nina Ardianti & Momoe Rizal
Jujur saya, saya tak pernah tertarik dengan proyek Gagas-duet. Cover-covernya memang amat mengundang, namun menyadari bahwa cerita yang akan saya dapatkan tidak akan begitu sempurna karena satu buku dibagi menjadi dua cerita, saya tak pernah berminat untuk menyentuh buku-buku dari proyek ini. Apalagi masih banyak buku single dari Gagas yang lebih menjanjikan. Namun, karena beberapa reviewers begitu mengagung-agungkan buku duet dari Momoe Rizal dan Nina Ardianti ini, yang ratingnya jauh meninggalkan dua novel duet pendahulunya, saya pun akhirnya luluh juga untuk menikmati satu dari beberapa novel Gagas-duet yang saat itu kalau tidak salah sudah sampai pada duet Valiant Budi. Dan hasilnya, wow mencengangkan. Ini novel roman terbaik yang pernah diterbitkan Gagasmedia saya rasa. Quote-quotenya pun top markotop terutama tentang Tweety dan Sylvester. Tidak hanya saya yang berpendapat demikian, teman-teman pun mengamini hal tersebut. Sampai saat ini, Fly to the Sky adalah novel yang paling banyak dipinjam dari saya. Sampai sebel sendiri gara-gara jilidannya sekarang terbelah akibat saking seringnya berpindah tangan.

6. Good Fight - Christian Simamora

Sebagai salah satu editor di Gagasmedia (pada waktu itu), Bang Ino tentu juga merupakan figur penting di Gagas. Buku-bukunya ‘beda’. Gaya bahasanya yang kece dan kemampuannya membuat cerita mainstream menjadi out of the box membuat novel-novelnya tidak sedikit dipuja-puji para pembaca. Tetapi dari semua novelnya yang diterbitkan Gagas, Good Fight menurut saya adalah masterpiece. Cerita Tere-Jet itu unik. Klise tetapi mampu dibawakan dengan lucu sekaligus seksi. Pun, para pendukung cerita juga memberikan sumbangsih yang layak diapresiasi. Rasa-rasanya, tanpa peran teman-teman Tere yang aneh bin ajaib, cerita ini hanya akan berjalan datar. Sedatar novel Korea yang juga mengangkat tema fashion magazine. Bukti lainnya kalau novel ini adalah yang terbaik dari Bang Ino, tokoh Jet menjadi pemuncak dari semua J-boyfriend yang sudah diterbitkan.

7. Orange -Windry Ramadhina

Masuk dalam long-list Khatulistiwa Literary Award 2008 membuat novel ini tentu tidak bisa diremehkan begitu saja. Saya sendiri takjub karena setahu saya novel-novel yang masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award adalah tipe-tipe novel sastra kelas berat. Dan ketika Orange yang notabene novel young adult biasa bisa merebut hati para juri KLA, sudah jelas bahwa karya perdana Windry Ramadhina ini pasti amatlah spesial dan layak menjadi salah satu dari 11 novel Gagasmedia yang wajib dibaca. Dan khusus novel yang bertengger di nomor 7-11, saya memberikannya predikat khusus sebagai 5 novel pamungkas Gagasmedia yang wajib dibaca sebelum Anda mati.

8. Kambing Jantan - Raditya Dika
Fenomenal dan trendsetter! Tanpa perlu berpanjang lebar, orang-orang pun sudah tahu kenapa Kambing Jantan sampai masuk dalam list ini.

9. Test Pack - Ninit Yunita

Dilihat dari ceritanya, novel ini memang cenderung memiliki template cerita yang sudah sering diangkat baik di film, sinetron, FTV, atau novel lainnya. Plotnya mudah ditebak, tetapi bukan itu yang menjadi keistimewaan novel ini. Test Pack tampil jujur. Hubungan Rahmat dan Tata sebagai keluarga modern dikupas dengan jujur apa adanya layaknya pasangan muda lain yang menantikan kehadiran momongan. Dan, meskipun berjudul Test Pack, novel ini tidak vulgar. Pantas saja jika Test Pack dilirik produser dan juga berakhir kesuksesan setelah diangkat ke layar lebar. Materi yang bagus jika digarap oleh sutradara yang handal pasti akan melahirkan karya yang tidak hanya dapat diterima tetapi juga disanjung.

10. Jomblo - Adhitya Mulya
Idem dengan Kambing Jantan. Jomblo juga fenomenal, baik novel maupun filmnya. Saya rasa sih, jomblo bisa dibilang anak emas yang pernah dilahirkan di Gagasmedia.

11. Jakarta Undercover - Moammar Emka
Come to the top list, here is it, Jakarta Undercover! Buku yang sempat saya baca sembunyi-sembunyi di perpustakaan ini benar-benar mempunyai konten yang ‘wow’. Jelas saja ‘wow’ wong buku ini sempat membuat geger dunia literasi Indonesia beberapa tahun silam. Jakarta Undercover sendiri terdiri atas 3 buku: Sex and the City, Karnaval Malam, dan Forbidden City yang ketiga-tiganya membahas tentang dunia terselubung di balik kegemerlapan Jakarta. Oke, secara gamblang, buku ini berkisah tentang ‘dunia seks’ di Jakarta. Tentang underground party, jasa-jasa penyedia kepuasaan seksual terselubung yang faktanya didapat sang penulis melalui observasi langsung. Bahkan, beberapa narasumber dalam buku ini adalah para artis tanah air yang tentu saja namanya disamarkan. Hehe... Buku yang juga sempat diangkat ke layar lebar ini (see, kayaknya semua buku terbaik dari Gagasmedia selalu sempat mencicipi tangan dingin sutradara) bertutur secara terang-terangan, lugas, dan dijamin akan membuat Anda ‘melek’. Saya anjurkan untuk membacanya sendirian di tempat yang sepi agar lebih dapat meresapi dan akhirnya tenggelam ke dalam petualangan Moammar Emka dalam menyusuri seluk-beluk dunia XXX di Jakarta.

Kesebelas buku di atas adalah buku-buku terbaik dari yang terbaik versi saya yang pernah diterbitkan Gagasmedia. Beberapa memang termasuk buku lama, tetapi sudah menjadi rahasia umum kan kalau ‘barang-barang lawas’ biasanya memiliki kesan yang lebih istimewa dibanding adik-adik angkatannya?
Last, selamat ulang Gagasmedia. Semoga tetap dapat menghadirkan buku-buku menarik dengan balutan cover yang makin ciamik. Long live!











1 komentar:

  1. I believe in your taste, dan sekarang aku lg guling2 ngidam yg Orizuka sama Windry *sigh*
    I should read them all :D except yg biografi *plak*

    BalasHapus

 
Images by Freepik