Penulis :
Veronica Roth
Penerjemah :
Nur Aini dan Indira Briantri Asni
Jumlah Halaman
: 496 hlm.
Genre : Young
Adult Fantasy, Dystopian Fiction
Penerbit :
Mizan Fantasi
Cover Designer : Joel Tippie
Tahun : 2014
Harga : 48.750
(beli di fb: Naufal Jasa Kurir)
ISBN :
978-979-433-837-7
Rating di
Goodreads : 3.6 stars of 382,451 reviews
First Sentence : Aku mondar-mandir dalam sel
kami di markas Erudite sementara kata-kata wanita itu bergaung dalam
benakku:………….
Final Sentence
: Kita saling menyembuhkan.
Kurasa, api yang berkobar seterang itu memang
tak ditakdirkan untuk bertahan lama. Hal. 453
-----
Setelah
kematian Jeanine sebagai puncak dari pemberontakan factionless, sistem
faksi pun resmi runtuh digantikan dengan kehidupan baru tanpa adanya
penggolongan masyarakat berdasarkan sifat tertentu. Tris, yang dianggap sebagai
pembelot kelompok factionless yang dikepalai oleh Evelyn Johnson karena
bersekutu dengan Marcus, harus diadili atas perbuatannya, namun syukurnya ia
tidak dijatuhi hukuman. Di lain sisi, kelompok lain yang juga tidak senang
dengan pemerintahan Evelyn memutuskan untuk percaya pada kata-kata Edith Prior,
bahwa kehidupan di luar pagar perbatasan sangat membutuhkan para Divergent.
Dunia yang tidak pernah tersentuh oleh mereka sebelumnya. Oleh karena itu,
kelompok tersebut, yang menamai diri dengan Allegiant, membagi dua kelompoknya.
Salah satu kelompok akan mencari tahu situasi di luar perbatasan yang dimaksud
oleh Edith Prior, dan kelompok yang lain akan tetap berada di dalam pagar
perbatasan untuk berjaga-jaga.
Tris,
Tobias, Christina, Uriah, Peter, Cara, dan Caleb adalah mereka yang diutus
untuk mengecek situasi di luar perbatasan. Aksi kabur mereka berjalan lancar,
apalagi ketika di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Zoe dan Amar yang
ternyata adalah para penghuni Biro Kesejahteraan Genetika, tempat yang
sebenarnya merupakan tujuan mereka. Di Biro itulah akhirnya Tris dan lainnya
mengetahui maksud dari adanya faksi-faksi dan maksud dari istilah Divergent.
Tris dan yang lainnya juga akhirnya tahu bahwa dunia di luar pagar perbatasan
ternyata tidak lebih sejahtera dari kota mereka setelah sistem faksi runtuh. Dan
hal itulah yang menyebabkan Biro Kesejahteraan Genetika berdiri. Yang lebih
penting, Tris juga akhirnya tahu fakta mengenai ibunya.
Hubungan
Tris dan Tobias yang sempat renggang akibat perbedaan kubu yang mereka ikuti
saat penggulingan Jeanine kini kembali mendapat ujian karena Tobias yang lebih
memilih untuk mengikuti rencana Nita, salah satu staf di Biro Kesejahteraan
Genetika, daripada menuruti saran Tris. Dan terbukti, Tobias akhirnya kena
batunya karena Nita tak sepenuhnya jujur padanya. Dan untuk melanjutkan rencana
yang gagal konsep tersebut, Tris, dibantu oleh Matthews dan kawan-kawannya yang
lain, berniat untuk memulihkan persepsi yang kelewat salah mengenai gen tanpa menggugurkan
lebih banyak korban jiwa lagi. Sayangnya, selalu harus ada yang berkorban untuk
kebaikan. Caleb-pun dinominasikan untuk menjemput ajal tersebut dalam rangka
memberikan kebaikan yang lebih besar untuk umat manusia. Sebagai orang yang
merasa amat terpuruk karena rasa bersalahnya pada Tris (membantu Jeanine saat
hendak mengeksekusi Tris), Caleb-pun bersedia melakukan hal itu demi menebus
penyesalannya. Namun, takdir selalu punya caranya sendiri untuk mengatur apa
yang harus terjadi di atas dunia.
Bahkan
manusia terkuat sekalipun tak pernah bisa menghindar jika takdir telah
menentukan jalannya.
***
Pertama-tama,
bisa dibilang bahwa novel pamungkas dari serial Divergent ini menyibak banyak
sekali rahasia, baik yang pernah dikulik sedikit di dua novel sebelumnya,
maupun masalah yang benar-benar baru dikuak. Mungkin banyak reviewers yang
beranggapan bahwa fakta di balik adanya sistem faksi dan kenapa Divergent
sangat dirahasiakan dari seluruh faksi sama sekali tidak memuaskan, atau dengan
kata lain, twist yang gagal memukau. Namun bagi saya pribadi, fakta yang
dibeberkan Roth justru amat di luar dugaan.
Sebelum
lanjut ke pembahasan selanjutnya, saya harus peringatkan terlebih dulu bahwa
review kali ini agak banyak mengungkapkan hal-hal yang sebaiknya diketahui
sendiri saat membaca bukunya.
Speaking
of the revelation, ada empat poin yang ingin saya beberkan disini. Well,
karena ini bukan tugas academic writing (which is dosen saya
selalu menyarankan untuk menjelaskan dalam bentuk paragraf untuk melihat
kesinambungannya), saya akan memamarkannya dalam bentuk poin-poin saja.
Hehehe...
T1. Ternyata kota tempat Tris tinggal selama ini,
Chicago, tak lain merupakan bagian dari eksperimen Biro Kesejahteraan Genetika.
Ada beberapa kota yang dijadikan eksperimen oleh Biro Kesejahteraan Genetika
yang dikepalai oleh David, namun hanya Chicago yang memiliki sistem faksi.
Adapun eksperimen tersebut bertujuan untuk menghasilkan manusia-manusia yang
memiliki gen murni. Biro melakukan mutasi genetik terhadap manusia untuk
menghasilkan MG (murni secara genetis), atau dengan kata lain, mutasi genetik
itu dilakukan untuk membuang sifat-sifat buruk manusia sehingga yang tersisa
hanya yang baik-baik saja (para MG). Sehingga, para MG diharapkan dapat
memperbaiki sistem yang telah kacau balau (akibat perang) dan menjadikan dunia
kembali sejahtera.
22. Di dua buku sebelumnya, menjadi Divergent
dapat dibilang sebagai aib, dan keberadaannya pun harus ditutup-tutupi serapat
mungkin. Menjadi Divergent amat dekat dengan bahaya karena di faksi manapun,
Divergent dapat diburu. Nah, di Allegiant, yang terjadi justru sebaliknya.
Divergent adalah mereka yang dianggap memiliki gen yang sempurna atau MG.
Divergent justru dapat diterima dengan baik di Biro, sementara mereka yang
tidak Divergent (RG = rusak genetik), mendapat perlakuan yang diskriminatif.
33. Ibu Tris ternyata merupakan sukarelawan dari
Biro yang dengan senang hati bergabung ke eksperimen Chicago dengan tujuan
tertentu.
44. Tobias ternyata pria yang fragile.
Khusus yang satu ini, mungkin tak banyak yang menduga karena di dua buku
sebelumnya, Tobias tampak tangguh dengan jubah Dauntless-nya. Ya, di Allegiant
sudut pandang orang pertama memang dibagi bergantian antara Tris dan Tobias. Di
bab-bab yang memakai sudut pandang Tobias, dapat diketahui bahwa ternyata pria
tersebut menyimpan banyak kerapuhan. Lupakan pemuda gagah yang berjaket kulit
dan memegang senjata dengan tangkasnya karena di Allegiant, Tobias mendadak
melankolis. Saya rasa Roth menginginkan karakter yang lebih manusia sehingga
tokoh utama pria kita kali ini tak luput dari ketidaksempurnaan.
Jika di
Divergent kita akan disungguhkan dengan perkenalan mengenai faksi-faksi dan
inisiasinya yang bikin geleng-geleng kepala saking kerennnya, dan di Insurgent
kita disajikan penceritaan yang penuh ketegangan dengan action dan
siasat yang bertebaran sepanjang cerita, maka di Allegiant yang lebih terasa
adalah unsur politik. Memang tidak sepelik dan sekental atmosfer politik yang
coba disampaikan oleh The Hunger Games, namun Allegiant masih tampil memikat.
Tidak banyak adegan berdarah dan aksi saling bunuh di Allegiant karena Tris
sendiri memutuskan untuk lebih menggunakan pemikiran dibandingkan otot. Di
awal-awal bab, penceritaan memang berkutat seputar pengungkapan rahasia-rahasia
yang sudah saja jabarkan di atas sehingga terkesan datar dan beralur lambat.
Adegan aksi baru kembali digeber menjelang ending, dan tidak tanggung-tanggung, Roth mengambil
langkah yang teramat berani kali ini. Mungkin mayoritas pencinta Divergent akan
mencak-mencak karena keputusan ini, namun bagi saya pribadi, langkah ini justru
membuat Divergent terlihat lebih natural sebagai sebuah cerita yang dilakoni
oleh manusia biasa, bukan manusia super atau kartun yang tahan banting.
Original Cover |
Adapun bagian
favorit saya di novel ini adalah waktu Tris dan kawan-kawan diajak naik
pesawat. Saya nggak pernah kefikiran sebelumnya kalau di kota eksperimen
secanggih Chicago ternyata nggak ada pesawat. Dan, tahu kan gimana reaksi orang
yang jangankan baru naik, ini baru sekali doang malah ngeliat pesawat.
Masalah
kekurangan, paling cuma dua PoV bergantian antara Tris dan Tobias agak
membingungkan di awal-awal, terutama karena Roth tidak dapat memberikan ciri
khas pada masing-masing karakternya. Cerita yang memakai PoV Tris dan Tobias
cenderung sama. Kalau tidak ada nama tokoh sebagai judul bab, pasti susah
membedakan apakah yang bercerita saat ini adalah Tris atau Tobias. Selain itu,
buku Allegiant versi Mizan ini entah kenapa memakai kertas buram. Nggak kertas
kuning kayak dua pendahulunya sehingga kelihatan kurang wah dan ketebalannya
pun cenderung tipis. Sedikit jomplang kalau disandingkan dengan Divergent dan
Allegiant.
Oh ya, kabar
terbaru mengatakan bahwa Four juga akan segera rilis di Indonesia (waktu saya
nulis ini tanggal 6 Desember. Mungkin saat review ini di-post, Four-nya
udah terbit kali, hehehe). Agak bimbang sih mau beli Four atau tidak karena
saya terlanjur nggak favorit sama Four. Namun kalau tidak dibeli, koleksi saya
kurang lengkap dan pastinya melawan kecenderungan saya yang sedikit obsesif
kompulsif ini.
Terakhir,
Allegiant adalah buku favorit kedua saya setelah Divergent dari serial ini.
Rating
Cerita : 6,8 of 7
Terjemahan : 6,5 of
7
Cover Terjemahan :
6 of 7 (warnanya kayak ngirit tinta. Saya nggak yakin kalau cover aslinya
warnanya sepudar ini).
Cover Asli : 6,8 of
7
Baca review Divergent di sini
Baca review Insurgent di sini
Thanks resensi dan review nya :)
BalasHapusWatch movie
Wow reviewnya bagus sekali, perlu berapa kali baca yaa supaya benar benar paham, hehehe..
BalasHapustertarik deh beli buku ini makasih reviewnya
BalasHapusjual selongsong sosis