Penulis :
Prisca Primasari
Jumlah Halaman
: x + 214 hlm.
Genre : Young
Adult Romance
Penerbit :
Gagasmedia
Cover Designer
: Jeffri Fernando
Tahun : 2014
(cet. kelima)
Harga : 38.000
(fb: Tokobuku Sukabaca)
ISBN :
978-979-780-577-7
Rating di
Goodreads : 3.82 stars of 901 ratings
First Sentence : Wajah Sévigne Deveraux
berseri-seri saat menerima paket dari sahabat Indonesia-nya.
Final Sentence : Namun, paling tidak aku tak
perlu lagi memikirkan siapa yang akan mendampingi namaku di kartu undangan itu.
Don’t cry because it’s over, smile because it
happens... (Dr. Seuss, p. 152)
Aline
Ofeli memutuskan untuk mengambil cuti selama seminggu dari bistro tempatnya
bekerja paruh waktu demi mengusir rasa sakit hati yang menderanya ketika ‘Si
Ubur-Ubur’—her crush—justru jadian dengan orang lain. Di tengah
perjalanan pulang, Aline menemukan seonggok pecahan porselen di Jardin du
Luxembourg. Pecahan porselen yang diletakkan petugas kebersihan di sudut kursi
karena ia mengira porselen itu bernilai tinggi. Oleh Aline, porselen itupun ia
bawa pulang dan ia coba untuk direparasi. Dan berbekal nama yang tertera di
porselen tersebut, Aline pun akhirnya berhasil menemukan email dari orang yang
diduga Aline merupakan pemilik dari barang mahal itu, Aeolus Sena. Tak lama
setelah Aline mengirim email pada orang tersebut, email balasan dari Sena
langsung masuk ke inbox Aline dan meminta agar mereka bisa bertemu di Place de
la Bastille pukul 12 malam. Meskipun agak aneh mengingat Bastille adalah bekas
penjara dan berhantu, Aline ternyata mau mengikuti permintaan Sena.
Malangnya,
Aline baru benar-benar bertemu Sena di malam yang ketiga karena Sena selalu
membatalkan janjinya. Namun karena semakin penasaran dengan orang aneh yang
mengajaknya bertemu di tempat se-spooky Bastille, Aline tetap saja
datang ke sana setiap malam. Dan... dugaan Aline terhadap Sena yang sempat
mengira Sena adalah seorang lelaki tua antisosial salah besar. Sena justru pria
yang kelewat periang, heboh, dan eksentrik baik dari segi sifat maupun
dandanannya yang memakai syal berlapis-lapis. Setelah akhirnya bisa bertemu
dengan Sena—yang ternyata juga orang Indonesia—Aline sempat mencak-mencak
marah, namun Sena menawarkan tiga permintaan apa saja sebagai imbalan.
Berkat
hutang tiga permintaan tersebut, Aline dan Sena lebih sering bertemu. Sena yang
tetap heboh seperti biasanya ternyata mempunyai hobi ke tempat-tempat suram
seperti Bastille dan pemakaman Pere Lachaise. Ia juga memiliki kerja sampingan
sebagai tukang reparasi mesin tik yang menurut Aline kerjaan itu hanya karangan
Sena mengingat siapa sih yang masih mau memakai mesin tik di era modern. Kedua
hal tersebut kontan menyulut rasa penasaran Aline terhadap sosok Sena. Ditambah
lagi, Sena juga mengatakan bahwa ia punya urusan pribadi dengan Ezra—tetangga
Aline di apartemen. Puncaknya adalah ketika Sena tiba-tiba berlari kencang
sesaat setelah mereka bertemu, dan kemudian, Sena tak muncul berhari-hari.
Sekalinya ia datang, Sena menitipkan kantung plastik berisi porselen waktu itu
dan video. Tak lama kemudian, Sena dijemput paksa seorang wanita berpakaian
serba hitam.
Berkat
alamat yang sempat diteriakkan Sena ketika Aline mengikuti pria itu saat ia
diseret paksa oleh the woman in black, Aline akhirnya dibawa takdir menemui
kakak perempuan Sena dan suaminya yang pernah diceritakan Sena beberapa saat
lalu. Lewat Marabel itulah akhirnya Aline tahu siapa wanita berpakaian
hitam-hitam itu, lalu apa hubungannya dengan Sena, dan semua kunci jawaban
terhadap kemisteriusan Sena pun ikut terjawab.
Berbekal
buku seharga 4000 dollar, Aline mempunyai misi super penting sekaligus genting
yaitu meloloskan Sena keluar dari cengkeraman the woman in black and her
partner in crime.
***
Lagi-lagi,
Kak Prisca Primasari berhasil memukau saya dengan cerita gubahannya yang
terlalu sayang untuk dilewatkan. Seperti novel-novelnya yang lain, Kak Prisca
selalu menyimpan misteri dalam cerita yang ia tulis. Saya masih ingat novel
Will & Juliet yang saya baca entah kapan tahu itu yang mempunyai cerita
aduhai memikat sekaligus misteri kenapa si Juliet seolah-olah buta pada malam
hari (saya baru aja tahu kalau itu ternyata buah tangan Kak Prisca). Ya,
membaca novel ini membuat saya kembali bernostalgia dengan atmosfer Will &
Juliet yang heboh, ceria, sekaligus suram.
Di
seri pertama STPC terbitan Gagasmedia ini, Paris terasa tepat sekali
ditempatkan sebagai pembuka. Ceritanya yang ringan (berkat karakter Aline dan
Sena yang menyenangkan dan heboh) tetapi tidak biasa merupakan magnet yang
cukup ampuh untuk membuat para booklover memburu seri-seri selanjutnya
dari STPC ini. Dan yang paling penting, meskipun bertema romansa dengan menghighlight
latar belakang cerita, dalam kasus ini Paris, deskripsi Paris yang Kak
Prisca tuturkan tidak terlalu banci. Pas, maknyus, endang gulindang. Lewat
tulisannya, Kak Prisca sukses membawa saya menyusuri jalan-jalan eksotis kota
Paris yang dipagari kafe-kafe, berbau harum roti dan juga kopi. Nah, sekali ini
lupakan dulu Eiffel Tower yang so cliche itu karena Kak Prisca justru
membawa kita ke tempat-tempat biasa seperti kafe juga tempat-tempat tidak biasa
seperti Bastille dan Pere Lachaise. Which is, menambah adanya kesan
eksklusif dari ‘Paris: Aline’ ini dibanding novel-novel lainnya tentang Paris.
Well,
dulu sih saya sempat skeptis sama novel-novel berbau Paris karena pasti
ceritanya begitu-begitu saja, tetapi ‘Paris: Aline’ kembali mengembalikan
kenikmatan saya membaca France based-theme novel seperti ketika saya
membaca Lost in Paris-nya Rahmania Arunita.
Oh
ya, chapter ‘River Flows in You’ sukses membuat dentingan piano Yiruma
terngiang-ngiang di benak saya. Sudah lama sekali rasanya tidak mendengar lagu
tersebut.
Sebelum
menutup, anyway, saya nggak suka sama konsep cover depan yang kertasnya
memanjang begitu. Susah nekuknya kalau lagi baca. Dampaknya, malah binding buku
yang bisa terbelah.
Overall,
Paris: Aline.... tres bien!
Apa dia tidak tahu kata mutiara tidak bisa
mengubah apa pun? Cuma jadi penghias, penghibur yang gagal.
Rating
Cerita: 6,8 of 7
Cover: 6 of 7
Hampir sempurna nilainya: 6,8 :)
BalasHapusIya, kak. Aneh gak sih rentang nilainya cuma sampai 7? Hehehe
Hapus