Penulis : Winna Efendi
Jumlah Halaman : vi + 262 hlm.
Genre : Clique*lit, teenage fiction
Penerbit : Gagasmedia
Cover Designer : Dwi Anissa Anindhika
Tahun : 2010
Harga : 31.450 (harga di BukuKita.com
ISBN : 978-979-780-379-7
Rating di Goodreads : 3,64 stars of 45 reviews
One word about this book : Glam-Lux
Seri ketiga dari The Glam Girls
Maybella. Cantik, fame, fashionable,
kaya dan merupakan anggota clique paling populer sejagat Voltaire
International School. Namun di balik loyalitasnya terhadap clique tersebut,
especially pada Rashi yang perannya paling berpengaruh dalam clique tersebut,
ternyata Maybella menyimpan evil record yang jika bocor, maka posisinya
dalam clique tersebut terancam out.
Rashi, sebagai trendsetter girl nomor 1
tentu dipuja dimana-mana. Banyak cewek-cewek di Voltaire yang sangat ingin
bergabung dengan clique-nya bahkan jika harus jadi pesuruh sekalipun.
Sayangnya, tidak semua orang memuja Rashi. Banyak pula pihak-pihak yang begitu
ingin menjatuhkannya terutama bagi pihak-pihak yang iri dengan kepopulerannya.
Dan salah satu pihak yang ‘pernah’ iri tersebut adalah Maybella. Sebelum
menjadi clique-nya Rashi, Maybella juga pernah berusaha untuk
menjatuhkan reputasi Rashi dengan berbagai cara-cara busuk. Dan rekaman
kejahatan tersebut ternyata masih disimpan oleh, Marion—si bule Perancis yang
pernah didepak dari clique karena backstabbing.
Imbalan yang diinginkan Marion agar ia mau
tutup mulut ternyata tidak mudah. Memang Maybella tidak mengalami kesulitan
berarti untuk memenuhi keinginannya seperti membayari belanjaannya atau antar
jemput Marion, namun hal itu cukup membuat Maybella lelah dan kesal. Jika ia
menolak kemauan Marion, maka bisa dipastikan dia akan langsung didepak Rashi
dari clique.
Sekian lama bertahan dengan
keinginan-keinginan Marion yang semakin menyebalkan, nyatanya cewek itu tetap
saja membocorkan catatan busuk Maybella pada Rashi. Semua berawal dari daftar
tempat duduk di launching party of Rashi’s fashion blog, IshshI. Entah
kenapa, rancangan yang sudah disusun oleh Maybella menjadi kacau balau dan itu
membuat Rashi marah besar. Namun saat Rashi mengadakan meeting dadakan
di backstage, Maybella ternyata tidak menerima kemarahan dari Rashi.
Justru Marion yang lagi-lagi harus menerima pemecatan untuk yang kedua kalinya
karena Rashi menemukan rancangan daftar tempat duduk yang sudah disusun
Maybella di dalam tasnya. Tak terima dianggap backstabber untuk yang
kedua kalinya, Marion pun juga membeberkan evil record Maybella. Sejak
saat itu, Maybella resmi out dari Rashi’s clique.
Terusirnya Maybella dari genk populer tersebut
ternyata langsung membuat reputasinya buruk. Di sekolah, siswa-siswa mulai
memandang rendah padanya terutama setelah adanya artikel di mading yang memuat
betapa bitchy-nya kelakuan Maybella. Bisa dibilang, saat itu Maybella
mengalami bullying. Bahkan ada yang berniat memerkosanya di sekolah
karena cowok itu menganggap Maybella adalah cewek rendahan.
Dan saat itulah Maybella sadar bahwa yang ia
inginkan dari clique tersebut bukan hanya sekedar popularitas, namun ia
sayang dengan kedua sahabatnya—Adrianna dan Rashi. Syukurnya, Rashi masih mau
memberikan Maybella kesempatan kedua under one condition yang kembali
melibatkan Marion, si backstabber nomor wahid.
***
Pertama kali saya jatuh hati pada serial ini
adalah ketika Outrageous yang epik dan fun berhasil menarik
perhatiannya. Berawal dari novel tersebut, saya pun berusaha memburu
novel-novel dari seri The Glam Girls yang lain yang untungnya berhasil saya
dapatkan yaitu novel pertama dan kedua. Sayangnya, waktu itu saya belum ada
niat ingin me-review novel-novel yang sudah saya baca jadi review untuk
serial ini tetap akan saya mulai dari buku ketiga yaitu Unbelievable. Ceritanya
memang tidak bersambung, tetapi ada beberapa detail yang semestinya sudah
familiar karena sudah disinggung di novel-novel sebelumnya seperti ada apa sih
dengan Marion? Kenapa Adrianna berkesan sedikit berbeda dari kedua temannya,
Rashi dan Maybella? Dan lain sebagainya. Kalau ada kesempatan, mungkin saya
akan reread The Glam Girls dari seri satu untuk melengkapi review ini.
The Glam Girls. Dari judul seri ini pun sudah
dapat ditebak bahwa novel dari genre terbaru Gagasmedia kali ini tidak akan
jauh-jauh dari kehidupan glamour & fame para tokohnya. Diwakili oleh
simpang siur brand-brand ternama baik untuk clothes, shoes, perfume, dan
sebagainya. Juga berbagai party yang jelas bukan menggambarkan gaya
hidup ketimuran. Tetapi itulah kejujuran novel ini. Ia menceritakan secara
gamblang bagaiamana sih gaya hidup para remaja-remaja melek fashion and
stuff yang kartu kreditnya seolah tidak mengenal kata limit.
Kalau dari segi cerita sendiri, saya tetap
cinta dengan serial ini. Tema persahabatan tetap menjadi pokok utama cerita
tanpa mengesampingkan sedikit unsur romansa ala anak muda. Walau begitu, ada
pula beberapa hal yang sebaiknya tidak ditiru dari novel ini seperti gaya hidup
konsumeristik.
Well, meskipun Maybella di dalam cerita ini agak
melunturkan gambaran Maybella di novel sebelumnya (which is little bit silly)
namun saya dapat memaklumi berhubung Unbelievable yang seharusnya ditulis oleh
Woro Liana harus dipindahtangankan kepada Winna Efendi. Mungkin karena Kak
Winna bukan one of the founders serial ini dari awal, sehingga chemistry
yang terbangun pun agak sedikit keteteran.
At last, saya suka cover-nya yang memajang
cewek-cewek cakep! Bwehehe... sekali-kali para cover designer harus boy/men
friendly dong, jangan cuma majang perut kotak-kotak (ngarep!).
Rating
Cerita : 6,5 of 7
Cover : 7 of 7