Penulis : Dee
Jumlah Halaman : viii + 500 hlm.
Genre : Adult Fiction, Science Fiction
Penerbit : Bentang
Cover Designer : Fahmi Ilmansyah
Tahun : 2012
Harga : Rp. 216. 750 (harga satu paket di bukabuku.com)
ISBN : 978-602-8811-74-3
Rating di Goodreads : 4,04 stars of 361 reviews
One word about this book : Brilliant
Episode keempat dari seri Supernova
Zarah terlahir di sebuah keluarga sederhana
yang taat beragama dan dihormati. Ibunya adalah anak seorang pemuka agama
sekaligus pemuka masyarakat yang biasa dipanggil Abah, pun ayahnya juga
merupakan anak angkat dari Abah. Namun, atmosfer relijius yang melingkupi
keluarga Zarah menipis sejak Ayah dan ibunya memutuskan untuk menentang Abah
dengan menikah dan akhirnya pindah rumah. Ibu Zarah memang masih mewarisi
sifat-sifat kedua orang tuanya, tetapi ayah Zarah, Firas, justru melunturkan
nilai-nilai spiritual bimbingan Abah dengan kelakuannya yang makin hari makin
aneh.
Firas adalah seorang dosen yang begitu
tertarik dengan ilmu Mikologi (cabang biologi yang mempelajari tentang jamur).
Sejak Zarah memasuki usia sekolah, Firas yang notabene seorang pelaku
pendidikan malah tidak mengijinkan anaknya untuk mengecup bangku pendidikan
formal. Ia justru yang turun tangan langsung mengajar Zarah yang pendidikannya
tak jauh-jauh soal ilmu biologi dan alam. Keputusan Firas yang aneh tersebut
mendapat banyak tentangan namun ia sama sekali tak goyah. Bahkan semakin hari,
kelakuannya bertambah aneh. Ia sering cuti mengajar sampai akhirnya benar-benar
resign sebagai dosen. Hartanya pun sedikit demi sedikit mulai berkurang
sampai pada puncaknya, ia menghilang selama beberapa hari. Beberapa orang
menduga bahwa Firas pergi ke Bukit Jambul, tempat yang dipercayai warga kampung
sebagai bukit angker.
Sampai saat isterinya hamil, Firas baru muncul
di rumah. Kemunculan Firas itu pun membawa praduga baru bahwa Firas membawa
kesialan karena anak yang baru saja dilahirkan isterinya menderita keanehan,
sampai akhirnya meninggal di usia yang belum genap satu hari. Sikap ibu Zarah
ke Firas pun semakin dingin. Puncaknya, Firas kembali lenyap dan kali ini, tak
pernah kembali.
Zarah, yang sangat mencintai dan membela
ayahnya, mulai melakukan pencarian untuk menemukan sang guru. Di tempat kerja
ayahnya, ia menemukan jurnal yang berisi tentang penelitian Firas mengenai
hal-hal absurd seperti pengalamannya di Bukit Jambul, bertemu dengan makhluk
belum teridentifikasi (saya fikir sih alien), juga mengenai enteogen.
Sayangnya, jurnal ilmiah tersebut dianggap sesat oleh sang ibu apalagi Zarah
saat itu mulai meragukan adanya Tuhan dan benda itupun berakhir menjadi abu.
Sejak saat itu, percekcokan antara Zarah dan ibunya tak terelakkan. Zarah
memutuskan untuk keluar dari rumah.
Perjalanan Zarah untuk menemukan sang ayah
benar-benar dimulai saat ia mendapat kiriman misterius yang berisi kamera.
Berkat kamera itu dan kemampuan fotografi Zarah yang terbentuk secara alami, ia
berhasil memenangi salah satu lomba fotografi dan mendapat hadiah perjalanan ke
Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Sesampainya di sana, Zarah justru memutuskan
untuk mengabdi di taman nasional tersebut sebagai pengasuh orang utan.
Di Tanjung Puting, Zarah dipertemukan dengan
Bu Inga yang juga mempertemukan dengan Paul, seorang wildlife fotographer
yang menawari Zarah untuk mengembangkan bakat fotografinya ke arah yang lebih
profesional. Zarah setuju dan keputusan itu membawanya sampai ke London.
Di London, Zarah mengalami cinta pertamanya
yang ternyata main belakang dengan sahabat Zarah yang pernah satu sekolah
dengannya selama di Indonesia. Selain itu, ia juga menemukan petunjuk tentang
siapa pengirim misterius yang menghadiahinya kamera waktu itu sampai akhirnya
Zarah kembali melakukan perjalanan sampai ke Glastonbury. Di sanalah ia
menemukan titik terang mengenai ayahnya dan sedikit pencerahan mengenai jurnal ilmiah
yang ia temukan di kamar kerja ayahnya.
***
Setelah hiatus selama 8 tahun, akhirnya
Supernova kembali dengan episode terbarunya, Partikel. Di buku kali ini, tokoh
sentralnya adalah seorang perempuan bernama Zarah. Zarah adalah tipe wanita
independen, pintar, skeptis terhadap hal-hal yang menyangkut spiritual, dan sangat
mengagung-agungkan alam. Sebenarnya Zarah adalah tipe tokoh wanita yang cerdas
dan kuat yang potensial untuk disukai. Tetapi sikap skeptisnya tentang hal-hal
yang menyangkut ketuhanan agak kurang bisa dinikmati dan cenderung membuat
pembaca Indonesia—yang notabene adalah penduduk berkeyakinan pada Tuhan—kurang
suka dengan gambaran karakternya.
Partikel sendiri adalah novel yang cukup tebal
namun sangat padat. Alurnya amat berkembang, digambarkan oleh setting-nya
yang mengambil beberapa lokasi. Bisa dibilang, Indonesia, tepatnya kampung Batu
Luhur adalah lokasi tempat Zarah menerima input-input yang ikut berperan dalam
pembentukan karakternya oleh sang ayah, Firas. Tanjung Puting adalah transisi.
Persinggahan Zarah menuju London sebagai kota keduanya yang cukup mendominasi
isi novel. Dan jangan lupakan Glastonbury, tempat di mana Zarah kembali
berkutat dengan pengetahuan-pengetahuan misterius seperti alien, circle
crop, dan enteogen yang berkaitan erat dengan penelitian ayahnya.
Dari segi ilmu pengetahuan yang disisipkan,
Partikel bisa disamakan dengan Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh bahkan lebih
kaya dan penyampaiannya pun lebih ramah, mudah dimengerti, juga menarik. Sangat
menarik malah karena setelah membaca novel ini, saya langsung berhasrat untuk
menggali lebih dalam tentang fungi, crop circle, dan enteogen. Ya,
khususnya enteogen yang benar-benar baru saja dengar namun begitu mengundang
rasa penasaran.
Dari segi gaya penulisan, Partikel bisa
disamakan dengan Perahu Kertas. Meskipun temanya tergolong berat, nyatanya style
novel ini terasa ngepop sekali. Tidak terlalu banyak istilah maupun
diksi-diksi sulit yang ditemui dan gaya ngepop itu pun diperkuat dengan adanya
unsur percintaan, backstabbing, dan inwardly feeling yang sayangnya
terasa sangat klise, pun penggarapannya tidak terlalu memikat unlike dilema
cinta segitiga Ferre, Rana, dan Arwin.
Walau begitu, novel ini saya nobatkan sebagai
seri terbaik kedua episode Supernova setelah Petir. Saya acungi JEMPOL untuk
sisipan pengetahuan yang membuat saya terbengong-bengong dan berdecak ‘GILA’. Tetapi
tidak untuk informasi tentang penyakit harlequin blah blah blah yang
membuat saya penasaran untuk segera googling lalu akhirnya melihat
gambar yang lumayan menimbulkan efek trauma sekaligus kasihan tersebut.
ZONA CERAMAH: “Hai manusia, janganlah kalian
berbuat incest karena resiko terhadap bayi sangat tidak menyenangkan!”
Berharap episode Supernova selanjutnya mampu
menggeser Petir di posisi puncak dari daftar favorit saya terhadap seri novel
ini!
Rating
Cerita : 6,5 of 7
Cover : 6,5 of 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar